Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Jelang Idul Fitri di Kedang

18 Mei 2020   13:31 Diperbarui: 18 Mei 2020   13:31 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar pada youtube Lamadike Chanel

Saat ini umat Muslim di seluruh dunia mulai merancang kegiatan dalam menyambut datangnya Idulfitri. Di beberapa tempat bahkan sudah menjadi sebuah tradisi menjelang Lebaran.

Namun tentunya kegiatan kali ini agak berbeda dengan sebelumnya karena situasi pandemi covid-19. Situasi tersebut memaksa kita untuk mengubah format kegiatan agar tidak kontra dengan kebijakan pemerintah tentang penanganan penyebaran covid-19.

Terlepas dari format kegiatan kali ini yang condong ke arah online, kali ini saya akan menarasi tentang sebuah tradisi yang dilakukan di Kedang guna menyambut hari raya Idulfitri.

Di Lembata, setiap tahun menjelang hari raya Idulfitri selalu terjadi acara pentas dan perlombaan yang diselenggarakan oleh umat Islam khususnya di wilayah Kedang. Wilayah Kedang terdiri dari dua kecamatan yakni Kecamatan Omesuri dan Kecamatan Buyasuri. Rangkaian kegiatan yang sudah menjadi sebuah tradisi tersebut diselenggarakan oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) yang tentunya memiliki agenda kerja yang jelas setiap tahunnya.

Acara pentas dan aneka perlombaan itu biasanya diikuti oleh madrasah dan masjid-masjid di seluruh wilayah Kedang untuk memperebutkan piala-piala bergilir dan sejumlah uang tunai sebagai pembinaan. Oleh karena terdiri dari elemen-elemen di atas maka yang sudah dipastikan ikut dalam perlombaan tersebut adalah siswa MA, MTS, MI, remaja masjid serta ibu-ibu Majelis Taqlim.

Kegiatan yang sering diperlombakan pada setiap tahun adalah lomba pawai berobor, lomba Hafids Qur'an antar masjid dan madrasah, serta lomba qasidah.  Sejak pawai obor amburadul, pawai berobor sengaja diperlombakan untuk menertibkan pawai rutin yang dilakukan sehari menjelang hari raya.  Sementara Hafids Qur'an dan Qasidah adalah perlombaan yang sudah dari dahulu dilakukan sejak kegiatan ini belum dijadikan tradisi.

Kegiatan ini berlangsung di setiap desa secara bergantian dengan sistem lotrei. Desa yang memenangkan lotrei akan tampil sebagai tuan rumah dan berkewajiban menyiapkan penginapan, akomodasi dan konsumsi dari setiap kontingen yang ada.  Dengan cara demikian, setiap desa akan mendapatkan kesempatan yang sama sebagai tuan rumah pergelaran kegiatan tersebut.

Tradisi ini selain bertujuan untuk menyemarakkan hari raya besar umat Muslim, tetapi juga memiliki tujuan yang paling penting yakni untuk mempertebal ukuwah Islamiyah bagi pemeluk Islam.

Dengan rangkaian kegiatan tersebut umat Muslim diharapkan memiliki hubungan yang semakin erat yang didasari akidah. Perlombaan yang dilangsungkan tidak dilihat sebagai ajang berkompetisi melainkan sebuah moment persahabatan Islami. Dengan itu, umat Muslim memiliki persatuan yang kokoh yang menimbulkan kemampuan besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan.

Di masa pandemi covid-19 ini, tradisi ini tidak dapat dilakukan seperti sedia kalanya. Rapat panitia memang sudah dilakukan tetapi terpaksa dibatalkan karena masalah pandemi dan kebijakan pemerintah. Akan tetapi, pemalukman terhadap tradisi ini juga mesti tetap dijaga agar tetap eksis pasca pandemi covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun