Mohon tunggu...
Richan Muhammad Al farizi
Richan Muhammad Al farizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa perikanan dan kelautan, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kurangnya Tindakan Pemerintah terhadap Ikan Invasif

13 Mei 2023   08:53 Diperbarui: 13 Mei 2023   08:55 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan invasif (Red Devil). Sumber: Pos Merdeka 

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis ikan yang beragam, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan sumber mata pencaharian. Namun beberapa waktu lalu tepatnya pada bulan Agustus tahun 2022 ditemukan ikan yang bukan asli indonesia atau disebut ikan invasif pada danau toba. Dilansir dari media berita CNN Indonesia ikan invasif tersebut adalah jenis ikan red devil, ikan ini dikenal memiliki kemampuan mudah beradaptasi dan berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan terganggunya ekosistem dan berkurangnya ikan endemik yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat (Syafei dan Sudinno.,2018)

Lantas mengapa masyarakat tidak memanfaatkan ikan invasif yang dapat berkembang dengan pesat?? Yah.... Karena ikan invasif tidak bisa menggantikan keberadaan ikan endemik asli indonesia, biasanya ikan invasif meiliki cita rasa yang kurang dan dagingnya hanya sedikit, sehingga kurang peminat konsumsinya. Pengendalian penyebaran ikan berbahaya/invasif dan berpotensi invasif di Indonesia saat ini belum dilaksanakan secara optimal akibat minimnya regulasi dan sebarannya belum terpetakan secara komprehensif (Achmad. H dkk.,2018).

Lalu bagaimana upaya pemerintah dalam membrantas ikan invasif diindonesia ? dilansir dari website resmi kementrian kelautan dan perikanan atau KKP mengatakan strategi jangka pendek untuk mengatasi ikan invasif tersebut dengan metode eradikasi, melalui penangkapan ikan secara masal untuk non-konsumsi, menggunakan alat penangkapan ikan bubu yang dinilai efektif. "Kita juga dorong nelayan bermitra dengan pelaku usaha pengolahan tepung ikan. Bantuan pemerintah sesuai aturan yang berlaku berupa alat penangkapan ikan bubu maupun mesin pakan ikan juga menjadi alternatif dalam meningkatkan minat masyarakat untuk menangkap ikan red devil di Danau Toba," dan mereka akan menebar bibit ikan endemik di danau toba.

Tetapi menurut saya solusi itu tidak berlangsung lama, karena tidak diatasi dari sumber masalahnya. Ikan invasif muncul diperairan indonesia adalah karena ulah manusia tidak bertanggung jawab, yang awalnya membeli ikan asing sebagai hewan peliharaan atau ikan hias kemudian bosan dan tidak bisa merawat lalu mereka membuang atau melepaskan ikan itu di sungai atau danau begitu saja tanpa memikirkan resiko kedepannya, karena mereka pikir ikan itu akan menjadi santapan ikan ikan lain disungai tetapi yang terjadi malah sebaliknya. 

Seharusnya pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat umum akan betapa  berbahayanya jika melepaskan ikan ikan asing ke perairan Indonesia. Jika ikan invasif sudah menyebar dan menghabiskan ikan endemik pemerintah dapat melakukan solusi yang diberikan oleh KKP tetapi harus ditindak lanjuti seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara lain yaitu, melarang keras distribusi ikan asing dan memberi tindak pidana bagi oknum oknum yang masih melakukan distribusi ikan asing atau invasif  tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun