Mohon tunggu...
Politik

Jog ”Jakarta” Haus Kekuasaan!

15 Desember 2010   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekali lagi kita disuguhkan tontonan tak bermutu dari para elit politik negeri ini, disatu pihak melakukan inkonsistensi sedang dipihak lainnya “mengorbankan” rakyat demi kepentingannya semata!.

Ini soal rebutan kekuasaan belaka, ini soal Demokrat dan PND yang sedang berebut pengaruh dan simpati. Ini soal kans di 2014 antara Sultan dan Dinasti SBY, ini soal kemungkinan tidak munculnya tokoh elit partai baru yang dikenal  dan diterima masyarakat luas kelak pada pemilihan presiden.

Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X) adalah salah satu tokoh elit partai yang masih memungkinkan untuk maju menjadi calon presiden yang paling diminati rakyat. SBY yang kini masih memegang tampuk kekuasaan negeri ini beserta para kroninya hendak menutup kans yang dimiliki oleh HB X tersebut. Caranya seperti yang kita lihat, dengar, baca dimedia akhir-akhir ini.

Seperti kata Ruhut “poltak” Sitompul si Raja minyak dar Medan itu, yang pernah mengatakan bahwa SBY masih layak memimpin Indonesia untuk kali ke 3, padahal UU telah menetapkan bahwa kepemimpinan Presiden hanya diperbolehkan 2 kali saja. Setidaknya kalaupun bukan SBY lagi yang memimpin, sang putra mahkota atau sang istri  bisa disodorkan untuk maju sebagai calon presiden dengan modal politik yang dimiliki oleh Demokrat.

Sekarang rakyat seharusnya sudah dapat melihat dengan jelas bahwa model-model adu kekuasaan yang dipertontonkan oleh SBY dan HB X adalah contoh yang tidak bagus, tidak sehat, dan tidak menunjukkan cermin kenegarawan seorang pemimpin negeri. Tak layak Indonesia yang diambang jurang kehancuran ini masih memelihara pemimpin-pemimpin model begini.

Ke istimewaan Yogyakarta kini patut pula dipertanyakan?, sudah bukan lagi masanya mempertahankan hal-hal seperti ini lagi ditengah derasnya tuntutan rakyat akan transparansi, keadilan, kesejahteraan, kepemimpinan yang bermartabat, bukan bagi-bagi kekuasaan, rebutan kekuasaan dan menjarah kekayaan negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Sudah sewajarnya ketika NKRI menjadi sebuah konsensus final bagi negeri ini, tak ada lagi daerah-daerah yang diistimewakan atas daerah-daerah yang lain. Soal sejarah masa lalu biarkanlah masuk kedalam bilik-bilik sejarah, bukan digunakan sebagai bargainning politik untuk sebuah kekuasaan.

Rakyat bisa berbuat, rakyat bisa bertindak dan rakyat seharusnya bisa melihat dengan jernih apa dibalik “kekisruhan” antara SBY dan HB X?, jangan terbius retorika politik yang indah-indah tapi sesungguhnya membodohi, jangan pula memberi iba kepada pihak yang sesungguhnya tidak  akan membawa negeri ini kepada kemaslahatannya.

Kendati pemilihan umum masih cukup lama, tidak ada salahnya kita sebagai rakyat telah menyiapkan kotak-kotak bertanda silang untuk memasukkan partai dan tokoh partai yang tak layak untuk dipilih. Pastikan bahwa kedua tokoh yang sedang melakonkan sandiwara politik saat ini masuk kedalam kotak tersebut, dan mulailah mencari pemimpin-pemimpin sejati yang tulus ikhlas memimpin buat negeri, bukan buat kepentingan keluarga dan para kroni.

“Jangan mudah dibohongi, jangan mudah dikompori pemimpin-pemimpin tak tahu diri. Rakyat cerdas akan memilih dengan menyertakan hati nurani, bukan karena iming-iming dan janji-janji apalagi lembaran bergambar orang memakai peci “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun