Mohon tunggu...
Sosbud

Pornografi, Benarkah Warisan Budaya Kita?

31 Juli 2010   03:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri hiburan itu sangat rentan manipulasi dan eksploitasi dan cenderung menjadikan orang-orang yang berkecimpung didalamnya masuk kedalam lingkaran setan yang terus-menerus menggerogoti privasi, dan yang lebih menyedihkan ketika harga diri melayang entah kemana!

Berita-berita tentang video porno yang menghebohkan akhir-akhir ini benar-benar membuat masyarakat yang infotaintment minded” jadi terhipnotis, dan merelakan berita demi berita menjejali ruang fikiran dan perbincangan, bahkan ikut-ikutan jadi pemburu video tersebut!.

Bukti bahwa masyarakat telah imun terhadap hal-hal yang berbau pornografi (baca: terbiasa), dan tanpa disadari merekalah korban sesungguhnya dari media-media penyebar kebobrokan tersebut.

Sesuatu hal yang kontroversi (buruk) ketika terus-menerus diberitakan akan semakin mengurangi tingkat mawas diri dan pada akhirnya akan menjadi sebuah hal yang lumrah terjadi, serta berujung pada tindakan masabodoh terhadap hal tersebut.

Pembiaran terhadap hal-hal buruk seperti pornografi dalam jangka panjang akan merugikan diri kita sendiri, bahkan kemandirian dan martabat sebagai sebuah bangsa.

Tentu ini sebuah kemenangan bagi para investor dunia hiburan dan kemenangan para imperialis modern dalam mengelola industri hiburan. Masyarakat akan terus -menerus dibuat haus akan “kontroversi-kontroversi” selanjutnya.

Tak perlu lagi senjata canggih untuk menghancurkan suatu bangsa, tak perlu nuklir, cukup diberikan pembiasaan-pembiasaan akan konten-konten pornografi itu sudah cukup ampuh untuk merusak generasi penerus bangsa dan generasi yang mewarisinya. Jangan harap mau menjaga keutuhan bangsa, harga diri bangsa apalagi membela negeri-negeri tertindas, kalau untuk menjaga diri pribadi dari serangan pornografi sudah tidak mampu lagi.

Bangsa besar ini sebenarnya bukanlah pewaris budaya pornografi, infiltrasi budaya asing yang berkedok “pembebasan”, “kebebasan”, dan demokrasi telah menggerus budaya ketimuran yang dahulu begitu dipegang teguh.

Tindakan harus kita ambil, penyadaran diri perlu untuk dilakukan agar tak selalu menjadi korban media yang merusak, mematikan saluran-saluran informasi yang memberitakan hal-hal buruk harus dimulai saat ini juga. Biasakan untuk tidak menjadikan media-media tersebut menjadi bagian hidup kita, terutama televisi-televisi yang masih memegang teguh prinsip ” bad news is good news” , juga surat-surat kabar dan tabloid yang mengeruk keuntungan dari berita-berita murahan dan tidak mendidik.

” Kita yang punya kendali, apakah kita akan mewariskan budaya pornografi bagi anak cucu kita kelak atau memutus mata rantai tersebut saat ini juga? “

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun