Mohon tunggu...
ribut prawiro
ribut prawiro Mohon Tunggu... Lainnya - karyawa swasta

mau elajar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Zamrud Khatulistiwa nan Elok Rupa

23 April 2019   13:14 Diperbarui: 23 April 2019   13:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Oleh; Jeremy W. Hutabarat
Pengamat Budaya dan Seni

Bhineka tunggal ika sebuah landasan mendasar di negeri ini. Berbeda -- beda namun tetap satu, begitu indah untuk di ucapkan dan begitu indah pula untuk didengar. Dahulu perbedaan yang ada di negeri zamrud khatulistiwa ini yang membangun lahirnya pesatuan untuk satu tujuan. Tak mempermasalahkan apa keyakinan mu, tak mempermasalahkan apa warna kulitmu, dan jua tak mempermasalahkan dari mana kau berasal. Terpenting adalah bangsa ini dapat mandiri dan tidak menjadi budak di negeri sendiri.

Saat ini, tak sedikit tangis yang dapat saya lihat dari mata orang tua hingga kakek  kita, dalam melihat pergejolakan di negeri ini. Memang terlihat lebih sibuk dibandingkan zaman mereka dahulu, sekarang ya mulai sibuk untuk mempermasalahkan siapa yang benar dan salah, sibuk untuk memenangkan kelompok sendiri, hingga lupa peran mu untuk negeri mu sendiri. Bukankah kita selalu dibiasakan untuk mendahulukan kepentingan yang lebih besar dari pada keinginan sendiri.

Negeri ini lahir dari para pejuang dengan latar belakang nan berbeda -- beda, yang mementingkan tujuan yang besar agar dapat berdiri tegak diatas kaki sendiri, bukan hanya kepentingan perut pribadi semata. Lantas saat ini, banyak oknum -- okmum yang mengatasnamakan suatu golongan saja untuk mendapatkan simpati rakyat, lalu berkoar -- koar untuk menghasut rakyat agar mengikuti keinginan perutnya sendiri dengan mengatasnamakan sebuah golongan untuk kepentingan bangsa.

Di negeri zamrud khatulistiwa ini, begitu kaya dengan keanekaragaman perbedaan yang merajut toleransi dan sinegritas dalam nuansa untuk bela negara. Seluruh rakyat pun di negeri ini saling bahu membahu untuk menjaga, mengawasi, dan menunggu hasil pemilu dari lembaga negara yang memiliki legalitas hukum yaitu KPU dan BAWASLU. Bukankah kita sudah memberikan hak pilih dan hak suara kita di hari H nya? Sekarang saatnyalah kita untuk memberikan kepercayaan kita pada lembaga negara yang sudah profesional.

Siapapun dan apapun hasilnya nanti, mereka adalah putera-putera terbaik bangsa ini, yang memiliki keinginan agar Indonesia selalu lebih baik. Tugas kita saat ini adalah menjaga dan mengawasi dengan cara yang baik dan berdasarkan hukum yang berlaku. Memberikan kepercayaan pada lembaga negara secara profesional, merupakan kunci ketertiban dan kedewasaan sebagai warga negara yang baik, serta menjadi langkah yang konkrit dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Tak perlu untuk turun ke jalan dengan meneriak-neriak hingga menghasut saudara kita, dengan bungkusan kebohongan yang mengatasnamakan keadilan dan kebenaran.

Percayalah, Tuhan sudah menciptakan kita dengan penuh rasa kasih dan sayangNya, begitu pula lingkungan kita "zamrud khatulistiwa" juga dari wujud kasih dan sayangNya, maka mari kita saling menyebarkan Kasih Sayang dengan cara yang patut, meski kita berbeda pendapat. Ingat, karena perbedaanlah kita bisa menjadi kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun