Perihal-perihal tersebut menjadi catatan penting yang patut digarisbawahi. Kelima hal tersebut dapat dipandang sebagai pernyataan sikap yang menjadi dasar bagi upaya-upaya ke depan. Pemaknaan batik bagi Kota Pekalongan yang disampaikan beliau semestinya menjadi pijakan di dalam menentukan langkah-langkah untuk membangun strategi kebudayaan di kemudian hari. Terlebih-lebih, bagi upaya membangun kesadaran berkebudayaan masyarakat Kota Pekalongan.
Dalam hal ini, kedudukan batik menjadi pertaruhan bagi kemajuan pembangunan Kota Pekalongan. Apakah batik hanya akan didudukkan sebagai benda mati ataukah sebagai landasan di dalam membangun jiwa masyarakat Kota Pekalongan? Pertanyaan itu, akan terjawab bersama waktu. Apakah pernyataan-pernyataan itu akan menemukan cara pengejawantahannya ataukah hanya akan menjadi angin lalu dan kata-kata yang tertulis pada lembaran sambutan itu meluntur bersama deras hujan malam itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H