Sistem jejaring ini seperti sebuah sistem produksi kendaraan bermesin dengan empat roda. Sebuah mobil tidak diproduksi hanya oleh satu merek perusahaan. Akan tetapi, melibatkan banyak perusahaan yang tentunya juga memiliki merek mereka masing-masing. Mulai penyedia mesin, rangka, roda, badan mobil, roda, dan aksesoris lainnya.Â
Uniknya, merek yang digunakan hanya satu. Tetapi, yang lain tidak memasalahkan. Toh, mereka juga mendapatkan bagian keuntungan masing-masing atas hasil kerja sama itu.
Begitu pula dengan becak di Kota Pekalongan. Sekalipun melibatkan banyak bengkel, rupanya merek becak yang populer kala itu ada Flamboyan dan Dedi Jaya. Padahal, kedua merek ini hanya menyediakan karoseri dan aksesoris becak. Tetapi, hal itu tidak membuat keberatan bengkel-bengkel lain. Malahan, merek itu menjadi semacam trade mark tersendiri bagi becak di Kota Pekalongan.
Entah sadar atau tidak, cara demikian, sesungguhnya adalah bentuk dari cara pandang yang maju dari para pengusaha becak. Terutama, di dalam membangun persaingan bisnis.Â
Bahwa persaingan tidak selalu berupa benturan antar sesama pengusaha. Akan tetapi, bisa saja dikelola menjadi sebuah kesatupadanan sehingga mampu menghasilkan produk unggulan yang memiliki daya saing.
Dan benar, becak Pekalongan memiliki ciri khas tersendiri. Sangat berbeda dengan becak-becak di daerah lain. Becak Pekalongan memiliki ruang yang longgar, sehingga nyaman bagi penumpangnya. Kapasitas muatannya pun bisa lebih besar dari becak-becak di daerah lain.Â
Belum lagi, kekokohan becaknya. Karena di setiap tepi kayu becak dilapisi besi dan pada bagian pegangan terbuat dari pipa besi kokoh yang dilengkungkan, becak Pekalongan memiliki kekuatan yang lumayan mampu membuat badan sebuah mobil penyok kalau sempat bersenggolan.
Lalu, mengapa becak Pekalongan dirancang sedemikian longgar?Â
Ada kemungkinan, rancangan itu disesuaikan dengan kebutuhan industri batik dan konfeksi yang tumbuh subur di Pekalongan.Â
Artinya, perancangan badan becak dibuat untuk dapat digunakan mengangkut barang-barang yang bersinggungan dengan kedua industri itu. Yaitu, mengangkut gulungan-gulungan kain mori yang bisa saja berjumlah banyak.Â
Dan memang, agaknya akan sangat merepotkan jika desain becak Pekalongan dibikin sama dengan becak-becak di luar daerah, seperti Semarang, (dulu) Jakarta, dan kota-kota lainnya.