Senin, 5 Juni 2023, ketika matahari baru saja naik sepenggal di langit Kota Pekalongan. Sejumlah pegawai Museum Batik tampak sibuk.Â
Sebagian berdiri di pintu masuk, sebagian lainnya menata ruang tamu. Menyiapkan penyambutan kedatangan tamu istimewa yang kabarnya akan menyerahkan batik koleksi keluarga mereka.
Tentu, keluarga ini bukan sembarang keluarga. Sebab, untuk menyerahkan kain batik koleksi keluarga bukanlah perkara mudah.Â
Bagi sebagian orang, kain batik---apalagi kain batik yang mahal---adalah sesuatu yang berharga. Terlebih, jika kain batik itu memiliki nilai sejarah bagi keluarga. Teramat sayang dilepas begitu saja.
Akan tetapi, tidak bagi keluarga yang satu ini. Mereka menyempatkan datang ke Pekalongan hanya untuk menyerahkan lembaran kain batik yang sangat berharga milik keluarga kepada pengelola Museum Batik.
Tepat pukul 09.18, sebuah mobil hitam berplat B berparkir di halaman Museum Batik. Beberapa orang tampak mendekat dan segera membuka pintu mobil.Â
Beberapa yang lain berdiri menyongsong dua orang perempuan yang segera menuruni mobil yang mereka tumpangi.
Sikap semua yang menyambut kedua tamu itu begitu sopan. Menunjukkan rasa hormatnya kepada dua perempuan yang menjadi tamu istimewa Museum Batik. Sudah pasti, dua orang perempuan ini bukan orang sembarang pula.
Dan benar, rupanya dua orang perempuan itu tak lain adalah Ibu Mutia Hatta dan Ibu Halida Hatta. Keduanya adalah putri dari Proklamator Republik Indonesia yang juga Wakil Presiden pertama RI, Muhammad Hatta.
Setelah menuruni mobil, tampak mereka beramah tamah sejenak. Saling menyapa dan menanyakan kabar. Lantas, kedua tamu beserta rombongan itu dipersilakan memasuki ruang tamu.
Di ruang tamu, Kepala UPTD Museum Batik, Pak Ahmad Asror, menyambut ramah kedatangan dua tamu istimewa itu. Pak Asror mengenalkan diri kepada kedua tamunya. Juga mengenalkan orang-orang yang ikut menyambut kedatangan mereka.