Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Remaja Masjid, Hidup Segan Mati pun Enggan

30 Mei 2023   02:57 Diperbarui: 30 Mei 2023   02:58 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan masjid Jami Kauman Pekalongan dari atas (dok.pribadi)

"Tapi, memang perlu kita dengar suara mereka," tandas Ustaz Fatkhur, "kita kumpulkan mereka. Kita tanyakan apa keinginan mereka. Dan kami siap memfasilitasi mereka. Kami juga telah menyiapkan formula baru. Tiap-tiap masjid akan kami tarik dua anak muda untuk kita beri bekal tentang bagaimana mengelola media sosial sebagai sarana mensosialisasikan masjid."

Wah, kalau ide ini tentu boleh dibilang cukup brilian. Mengingat, era media sosial merupakan era persebaran informasi yang begitu deras via media sosial. Saya membayangkan, gagasan ini akan membuat media sosial makin marak dengan informasi-informasi positif mengenai beragam kegiatan remaja di masjid. Hanya, yang perlu dipikirkan ulang adalah bagaimana format dan pola komunikasi yang dibangun.

Sebab, sebagaimana ditanyakan kawan saya yang bareng ngehost di program OSA Islam, Ozy, apakah ada anggota atau pengurus takmir di masjid-masjid di Kota Pekalongan ini yang masih tergolong usia remaja? Pertanyaan itu tak keliru untuk disampaikan, menurut saya. Apalagi jika yang diinginkan adalah mendengarkan suara anak-anak muda.

Dengan jujur, Ustaz Fatkhur mengakui, selama ini takmir masjid mayoritas masih dipegang oleh kaum tua. "Memang seperti itu. Kondisi kita memang seperti itu. Jadi, sudah 60 ke atas, sudah usia lanjut. Mayoritas. Makanya, akan kami sosialisasikan program masjid pelopor moderasi ini dan akan kami bicarakan bagaimana baiknya. Saya kira, kalau orang tua memberikan kesempatan kepada anak-anak muda itu bagus sekali. Karena, toh yang akan melanjutkan mereka yang sudah sepuh itu adalah anak-anak muda juga," tutur Ustaz Fatkhur Rohman.

Meski begitu, permasalahan generasi tua dan muda ini agaknya masih perlu diurai terlebih dahulu. Sebab, tidak menutup kemungkinan jika keengganan anak-anak muda untuk turut menghidupkan masjid juga dipengaruhi oleh pertentangan cara pandang antara generasi tua dan generasi muda. Oleh Ustaz Ghofur, hal itu masih akan dikaji lebih mendalam guna mencari titik temu. Ia berharap, gagasan-gagasan baru yang mendukung pelaksanaan program masjid pelopor moderasi tidak sampai melahirkan permasalahan baru. Sebab, antara pemikiran kaum tua dan gagasan anak muda yang masih segar itu memiliki tujuan yang sama, yaitu memakmurkan masjid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun