Namun, seseorang yang tengah membuat gambar wajah perlu mengintensifkan pandangannya sampai benar-benar menemukan hal terunik dari wajah itu. Sehingga, ia punya alasan kuat mengapa hal itu yang dianggap unik.
Melalui model pelatihan yang diberikan Mas Puthut EA itu saya akhirnya memahami, bahwa untuk membuat sebuah tulisan, seseorang butuh fokus. Dan untuk mempertahankan fokus itu, seseorang memerlukan titik fokus dari objek yang hendak ditulis. Titik fokus itu tak harus sesuatu yang utuh dan besar.Â
Malah, semakin kecil titik fokus yang diambil, semakin besar peluang bagi seorang penulis untuk mengembangkannya. Tentu, hal ini baru bisa dilakukan jika kita sungguh-sungguh mengamati dengan saksama setiap detil pada objek.
Di sisi lain, dengan menentukan titik fokus itu kita sebenarnya juga memberi batasan tentang apa yang hendak kita tulis. Artinya, pemilihan dan pemilahan data yang diperlukan untuk tulisan kita menjadi sangat dibutuhkan.Â
Kita perlu menyeleksi informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menguatkan tulisan kita. Jika ada data informasi yang memang tidak diperlukan, ya jangan ragu-ragu untuk mengabaikannya.
Ah, rasanya saya sangat berhutang pada Mas Puthut EA yang telah memberi saya pelatihan sederhana namun sangat mengena. Rasa terima kasih tak hingga saya sampaikan padanya. Sehat selalu untuk Mas Puthut dan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H