Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muyana (2018) menggambarkan kondisi prokrastinasi akademik mahasiswa pada kategori sangat tinggi sebesar 6%, kategori tinggi 81%, kategori sedang 13%, kategori rendah 0%. Prokrastinasi akademik yang dialami oleh mahasiswa terdiri dari beberapa aspek antara lain; keyakinan akan kemampuan, gangguan perhatian, faktor sosial, manajemen waktu, inisiatif, pribadi, dan kemalasan. Salah satu aspek dalam prokrastinasi akademik adalah keyakinan akan kemampuan. Setiap individu yang melakukan prokrastinasi memiliki alasan yang berbeda-beda. Menurut Ghufron & Risnawita (dalam Nafeesa, 2018) prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Faktor internal di antaranya kondisi fisik, kondisi psikologis, dan faktor eksternalnya ialah gaya pengasuhan orang tua serta kondisi lingkungan. Hal tersebut menjadi menarik untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor dalam diri individu yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan prokrastinasi akademik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa jika tinggi rendahnya stress individu dalam melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh kesejahteraan psikologisnya. Di samping itu penelitian yang telah dilakukan oleh Aulia & Panjaitan (2019) menyebutkan bahwa adanya hubungan antara kesejahteraan psikologis dengan stres akademik yang mana berujung pada terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan oleh beberapa peneliti tentunya penting bagi mahasiswa untuk menjaga kesejahteraan psikologis agar tetap tinggi seperti menjaga hubungan baik dengan orang lain, mandiri, mampu mengontrol lingkungan eksternal, memiliki tujuan hidup, serta mampu untuk merealisasikan potensi dalam dirinya secara berkelanjutan. Hal tersebut tentunya membantu mahasiswa untuk terhindar dari potensi munculnya prokrastinasi akademik yang akan menghambat perkuliahan. Dengan demikian mahasiswa akan cenderung untuk mengerjakan tugas perkuliahan yang diberikan dan mengumpulkannya tepat waktu dan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dosen pengampu. Begitu pula sebaliknya apabila mahasiswa tidak mampu untuk menjaga kesejahteraan psikologis nya dengan baik maka munculnya prokrastinasi akademik tidak dapat terhindarkan. Mahasiswa akan cenderung malas-malasan dan menunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya, yang mana hal ini akan mempengaruhi kualitas hasil pekerjaannya selama melaksanakan perkuliahan. Diharapkan kepada seluruh mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di universitas saat ini untuk dapat mengelola dengan baik tekanan maupun tuntutan baru yang dihadapinya sehingga kesejahteraan psikologis yang dimilikinya dapat berkembang kearah positif. Dengan demikian perilaku yang tidak produktif seperti prokrastinasi akademik dapat diminimalisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H