Mohon tunggu...
ribkanovechia
ribkanovechia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa akuntansi universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Dampak Artificial Intelligence pada Nilai-Nilai Kemanusian

13 Desember 2024   00:10 Diperbarui: 13 Desember 2024   00:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan empati dan emosi saat berinteraksi sehingga AI yang merupakan mesin yang dikembangkan untuk meniru kemampuan kognitif manusia tidak bisa sepenuhnya emosi yang dibutuhkan. AI mungkin dapat meniru percakapan manusia dengan respon terprogram, tetapi respon yang diberikan kerap kali terbatas.

AI yang dikhususkan untuk memberikan layanan komunikasi, misalnya, character AI yang didedikasika untuk menciptakan situasi emosional. Jawaban yang diberikan tentu berbasis machine learning sehingga interaksi ini bukan interaksi sebenarnya melainkan simulasi komunikasi. Mengandalkan AI untuk melatih soft skill tentu merupakan Tindakan positif namun, ketergantungan berlebihan terhadap AI berisiko menciptakan indivudu yang merasakan keterasingan.

Tantangan Etis dan Regulasi

Seiring bertambahnya pengguna AI maka seringkali kecepatan inovasi AI melebihi efektivitas regulasi. Kecepatan inovasi inilah yang menimbulkan ketakutan terkait adanya implikasi etis dan perlindungan HAM. Penggunaan AI harus dipastikan memuat nilai-nilai kemanusian dan etika pada regulasinya. Pemerintah dan Perusahaan teknologi harus bekerja sama untuk menetapakan batasan yang jelas tentang bagaimana AI digunakan.

Bias dalam algoritma adalah salah satu tantangan etis. AI belajar dari data yang diberikan sehingga jika data yang diberikan bias maka hasil yang didapatkan akan bias. Oleh karena itu, data yang diberikan untuk melatih AI haruslah representatif.

Secara keseluruhan, tantangan etis dan regulasi dalam penggunaan AI merupakan isu kompleks. Kolaborasi yang baik antara Pemerintah, Industri, dan masyarakat akan menciptakan solusi dengan Solusi komprehensif. Pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaatkan potensi AI dengan maksimal.

Masa Depan: AI sebagai Mitra, Bukan Pengganti

Pandangan akan manfaat AI tidak dapat dipungkiri sangat membantu dalam menyederhanakan berbagai tugas. Kita tidak hanya boleh focus pada dampak negative dari AI, tetapi alihkan pandangan kita ke arah yang lebih optimis dan realitis bahwa AI adalah mitra yang mendukung, bukan pengganti. AI dirancang untuk melengkapi dan meningkatkan kemampuan manusia, bukan untuk menggantikannya. Namun, kita harus memastikan penggunaan AI dilakukan secara etis dan bertanggung jawab.

Di masa depan, AI akan semakin berkembang dan dengan adanya kolaborasi yang baik antara manusia dan teknologi, kita dapat mencapai potensi penuh untuk menciptakan dunia yang lebih efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun