Banyak sekali di dalam setiap model pembelajaran pastinya memiliki kemudahan dan kesulitan bagi seorang guru ketika menerapkannya saat proses pembelajaran berlangsung.
Model pembelajaran ialah sebagai bentuk strategi seorang guru atau pengajar dimana untuk dituntut dalam membuat proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien serta tercapainya pada tujuan yang diharapkan.
Terutama bagi seorang guru, pentingnya jika materi pelajaran yang disampaikan akan dapat dimengerti atau dipahami oleh peserta didik dengan baik. Tetapi, apakah model pembelajaran yang diterapkan sudah mampu terarah juga berjalan dengan baik sebagaimana mestinya?
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan, salah satunya ialah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL). Umumnya, PBM atau PBL merupakan model yang mengenalkan siswa pada suatu masalah yang berkaitan dengan materi yang dibahas, kemudian bagaimana siswa nantinya dapat mengatasi masalah tersebut dengan mencari dan mengemukakan solusinya.
Maka, disini siswa akan belajar dan di dorong untuk berpikir kritis serta kreatif. Selain itu, model ini juga akan meningkatkan kecakapan siswa untuk berpatisipasi dalam tim sehingga dapat bekerja sama.
Sebagaimana dilansir dari buku yang berjudul "Tips dan Trik Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)" karya Ike Husen, bahwa diperlukan pendekatan Student Centered Learning (SCL) yang lebih baik dalam pelaksanaan PBM. Karena pendekatan ini akan mendorong proses belajar yang lebih aktif, sehingga dapat mendorong aktivasi ingatan jangka panjang melalui proses belajar yang lebih mengesankan melalui pengenalan kasus yang realitis (nyata) dan kontekstual.
Kemudahan Bagi Guru dalam Menerapkannya
Penerapan PBM dalam proses belajar mengajar ini, secara tidak langsung akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menerapkannya saat berinteraksi kepada siswa khususnya di sekolah dasar. Karena dapat mendorong siswa untuk berpikir atau dapat mentransfer pengetahuan mereka dalam memahami dan memecahkan suatu masalah secara nyata sesuai dengan perkembangannya, siswa akan terlibat menjadi lebih aktif seperti dalam bekerja sama secara tim atau kelompok, terutama bagi anak usia sekolah dasar yang dimana mereka lebih suka bekerja dalam kelompok.
Sehingga proses pembelajaran nantinya tidak bersifat monoton atau membosankan, materi juga akan lebih mudah dipahami, serta guru dapat dengan mudah mencapai suatu keberhasilan dalam meningkatkan dan mengefektifkan hasil belajar siswa.
Kesulitan Bagi Guru dalam Menerapkannya
Meskipun model PBM dapat dikatakan efektif, ada kalanya kendala yang muncul bagi seorang guru ketika menerapkan model PBM atau PBL dalam proses pemberlajaran.Dilansir dari jurnal yang berjudul "Kesulitan Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika" oleh Retnaning Tyas, bahwa secara khusus pada pelaksanaan, hambatan yang dialami guru dalam implementasi setiap tahap PBL terletak pada tahap ketiga, ketika membantu investigasi mandiri dan kelompok. Guru tidak mudah dalam memposisikan diri sebagai fasiliator, membimbing, menggali pemahaman yang lebih dalam, mendukung inisiatif siswa, kemampuan, tingkat dan kecepatan berpikir siswa yang berbeda harus membuat guru perlu terus melatih kepekaan agar mampu menempatkan dirinya pada posisi yang tepat agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.