Pemerintah Indonesia telah menetapkan strategi investasi ambisius untuk tahun 2024 guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kebijakan ini dirancang untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, seperti perlambatan ekonomi dunia, fluktuasi harga komoditas, inflasi tinggi, serta ketidakpastian geopolitik.
Dalam APBN 2024, pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan alokasi investasi di sektor-sektor strategis guna mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi serta memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dirancang dengan total belanja negara sebesar Rp3.325,1 triliun. Sebagian besar belanja ini dialokasikan untuk mendukung sektor-sektor utama, seperti infrastruktur, energi terbarukan, pendidikan, dan kesehatan.
Pemerintah menetapkan sektor infrastruktur sebagai prioritas utama dengan alokasi anggaran sebesar Rp392 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek strategis, termasuk Jalan Tol Trans-Sumatra, Pelabuhan Patimban, dan Bandara Kertajati.
Proyek Kawasan Industri Batang juga menjadi fokus utama dalam menarik investasi swasta, terutama di sektor manufaktur dan teknologi tinggi. Dengan infrastruktur yang lebih baik, pemerintah berharap dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, mengurangi biaya logistik, dan mendorong pertumbuhan investasi swasta.
Transisi energi menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim. Untuk itu, pemerintah mengalokasikan Rp125 triliun ke sektor energi terbarukan. Investasi ini mencakup pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), serta proyek berbasis energi panas bumi. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060. Selain itu, pemerintah juga berupaya mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV), dengan target 2 juta kendaraan listrik pada 2025.
Sektor pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas penting dengan alokasi anggaran masing-masing sebesar Rp660,8 triliun dan Rp186,4 triliun. Di sektor pendidikan, investasi akan difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program beasiswa dan pengembangan sekolah vokasi.
Sementara itu, sektor kesehatan akan menerima dukungan untuk memperkuat infrastruktur kesehatan, seperti pembangunan rumah sakit, puskesmas, serta pengadaan alat kesehatan modern. Program vaksinasi dan peningkatan layanan kesehatan dasar juga menjadi fokus utama.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa hingga kuartal III 2023, realisasi investasi pemerintah telah mencapai 82% dari target tahunan. Sektor infrastruktur mendominasi dengan kontribusi sebesar 40%, sementara sektor energi baru terbarukan menyerap 18% dari total anggaran investasi.
Proyek infrastruktur besar seperti Tol Trans-Sumatra mencatat progres signifikan, dengan beberapa ruas baru yang telah beroperasi dan berdampak pada pengurangan waktu tempuh hingga 50%. Di sektor energi terbarukan, proyek PLTS terbesar di Asia Tenggara di Cirata, Jawa Barat, telah mencapai tahap akhir pembangunan.
Menurut proyeksi Kementerian PPN/Bappenas, investasi pemerintah pada 2024 dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5% hingga 2%. Ini akan mendorong pertumbuhan PDB hingga 5,2%, sesuai dengan target pemerintah.