Mohon tunggu...
Ribka Asima Siallagan
Ribka Asima Siallagan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Saya memiliki minat yang mendalam pada ekonomi politik dan pendidikan. Saya tertarik untuk memahami bagaimana kebijakan ekonomi dan keputusan politik bisa berdampak pada akses pendidikan, kualitas pembelajaran, serta kesejahteraan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Strategi Investasi Pemerintah, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

2 Desember 2024   23:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: media.suara

Selain itu, pemerintah memperkirakan bahwa proyek-proyek infrastruktur dan energi akan menciptakan 2 juta lapangan kerja baru. Sektor EBT diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon hingga 25 juta ton CO2 per tahun, memperkuat ketahanan energi nasional, serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Meski strategi investasi pemerintah memiliki prospek yang menjanjikan, sejumlah tantangan perlu diantisipasi. Pertama, keterbatasan anggaran pemerintah menjadi kendala utama, terutama di tengah peningkatan beban utang. Menurut Kementerian Keuangan, rasio utang terhadap PDB pada 2023 mencapai 39,5%, mendekati ambang batas aman.

Kedua, hambatan birokrasi dan regulasi sering kali memperlambat realisasi investasi, terutama di sektor infrastruktur. Pemerintah perlu mempercepat proses perizinan dan memastikan transparansi dalam pelaksanaan proyek.

Ketiga, risiko eksternal seperti ketidakpastian pasar global dan potensi resesi di negara maju dapat memengaruhi minat investor asing. Meski demikian, pemerintah optimistis dapat memitigasi risiko ini melalui kolaborasi internasional dan promosi investasi.

Untuk meningkatkan daya saing investasi, pemerintah telah meluncurkan Indonesia Investment Authority (INA). Hingga akhir 2023, INA berhasil mengumpulkan komitmen investasi sebesar USD5,4 miliar, yang sebagian besar akan dialokasikan untuk proyek infrastruktur dan digital.

Keberadaan SWF ini diharapkan dapat menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), terutama dari mitra strategis seperti Uni Emirat Arab, Jepang, dan Amerika Serikat. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan proyek strategis tanpa membebani anggaran negara.

Strategi investasi pemerintah tahun 2024 menegaskan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan alokasi anggaran yang signifikan di sektor-sektor prioritas, pemerintah optimistis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%.

Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, upaya kolaboratif dengan sektor swasta dan mitra internasional menjadi kunci keberhasilan. Jika dieksekusi dengan baik, investasi ini tidak hanya akan mempercepat pemulihan ekonomi, tetapi juga meletakkan dasar bagi transformasi ekonomi Indonesia di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun