Mohon tunggu...
Ribka Mariana
Ribka Mariana Mohon Tunggu... -

gw .. cewe yang selalu bersemangat!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunuh diri

21 Februari 2012   06:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:23 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berdiri di samping rak piring , memegang pisau dapur, menyentuhkan bibir tajamnya ke kulit pergelangan tanganku, aku berada dalam pelukan Iblis, tubuhnya begitu gelap, nafasnya berat dan panas, bibirnya mengecup leherku, aku tak mampu melepaskan diri dari pelukannya, kedua tanganya begitu erat memeluk tubuh lemahku. Layaknya seorang kekasih yg tak ingin melepaskanku , apapun yg terjadi,

"Akhiri saja hidupmu, bukankah kau mencintaiku?? ayo kita bersatu, lakukanlah, kita akan bersama selamanya dunia ini tidak cocok untuk kita, bahkan tak ada lagi yg mencintaimu. " "Tuhan mencintaiku" kataku, menyangkal, berusaha bertahan "Benarkah ? jika Ia mencintaimu, mengapa Ia membiarkanmu menderita, mengapa untuk bertahan hidup saja sangat sulit ,bahkan seharusnya kau tidak sekolah, lihatlah , ayahmu tidak bisa membiayaimu, ibumu harus menjual seluruh hartanya hanya demi biayamu masuk SMP, SMP!!  kau juga tak mempunyai teman kan ?? Orangtuamu bahkan tak memperdulikanmu lagi ,lihatlah dirimu, begitu kotor, lemah, miskin ,rapuh dan tidak layak, pantas saja kau tidak punya teman , jika ingin berteman kau harus begitu lelah mengemis pada mereka bukan?? " dengan suara beratnya Iblis menuturkan padaku semua yg tidak ingin aku dengar. "Tidak, kau salah , mereka tulus menjadi temanku, hanya aku saja yg kurang percaya diri , kau salah, aku berharga, aku memiliki teman" dengan seluruh kepahitan yg ada, aku berusaha membantah , mencoba melepaskan diri dari jerat Iblis "TIDAK, kau tidak berharga teman temanmu hanya memanfaatkan mu, sama halnya dengan permen karet, mereka menikmati manisnya setelah tawar dibuang, sudahlah tak ada alasan lagi kau berdebat denganku, akhiri saja hidupmu, SEKARANG, tinggal iris nadimu, selesai kan ?? Lalu kita akan bersama selamanya, kau tak usah lagi mendengar ocehan ibumu,tak usah lagi kau melihat tingkah laku ayahmu, tak usah lagi kau memohon kepada teman mu, para manusia egois itu, tenang saja, ibumu justru akan  senang, tak ada lagi kekesalan dalam hatinya, yakinlah padaku dia akan SENANG, " "Kau benar, tidak ada lagi alasan untukku hidup, ibu pun akan senang saat menemukanku bergelimang darah di lantai , dengan wajah pucat dan nadi terpotong, dia pasti akan menyesali semua sikapnya selama ini, ayah pasti akan menyesal seumur hidupnya, dan aku tak akan menjadi beban lagi untuk keluarga ini" kataku, menyerah. "Benar kan ?? kau memang kekasihku, sudahlah sekarang, tekankan pisau itu ke nadimu, iris nadimu, lalu kau akan BEBAS" "Baiklahh, aku akan menurutimu, .. " aku mulai menempelkan bibir pisau pada pergelangan tanganku.. ketika ... Tampak seorang anak kecil, namun wajahnya bukanlah wajah anak - anak ,aku tak dapat mengenali apakah dia laki laki atau perempuan, sinarnya begitu redup dan tak cukup terang untuk menerangi kegelapan di sekitarku. Kurasakan tangan Iblis semakin erat memelukku, anak kecil itu berbicara.. "Hentikanlah, tidak pantas kau melakukan ini, pasti ada sesuatu untukmu di kehidupan ini, jika kau mati, orangtuamu akan menyesali kematianmu dengan cara seperti ini, percayalah Ia sanggup melepaskanmu dari semua siksaan batin ini, " "Benarkah ?? apakah kau yakin ?" "Iya tentu saja, jika tidak , mengapa Ia MATI untuk -Mu, mengapa Ia mengampuni dosa Mu, jika tak ada lagi yg memperdulikanmu , mengapa temanmu selalu menemanimu kela kau sendiri ?? jika mereka tak perduli mereka tak akan menemanimu tanpa kau pinta" " Tapi , ayah, ibuku, bukankah sudah jelas sekali mereka tidak menginginkan aku ? " " Kau salah, ayahmu dan ibumu, mereka hanya kesulitan menunjukkan betapa mereka mengasihimu, jauh dalam lubuk hati mereka sangat takut kehilanhganmu, ayolah, kau tahu ini salah, mengakhiri hidupmu tak akan menyelesaikan masalah" "Ayolah sayang , jangan dengarkan dia, kau tahu kau sudah tak ada harganya lagi di dunia ini, manusia mana yg akan menemanimu???? Semua yg di katakannya adalah kebohongan.. percayalah padaku" Iblis terus merayaku, nafasnya yg bau dan menyesakkan , menusuk hidung dan jiwaku " Aku, akan membuktikan padamu bahwa semua yg di katakan Iblis lah yg penuh dengan kebohongan,lihatlah ini" Anak itu mengangkat tangannya dan kemudian, muncul semua kejadian di hidupku satu per satu , layaknya video yg di putar perlahan, aku melihat, diriku memang begitu rapuh, lemah, namun sebenarnya aku masih memiliki pilihan apakah aku mau terus menjalani kehidupanku dengan semangat atau aku mau terpuruk dan menyerah, seharusnya aku , tidak MENYERAH. "Lihatlah, banyak yg mencintaimu bukan ??? kau bisa mengubah ini sayang, kau sangat berharga, kau punya pilihan, apakah kau akan menyia nyiakan hidupmu seperti ini ??" katanya , lembut Iblis mulai meregangkan tangannya, terpaksa, karna aku begitu kuat menolaknya, dalam hening keterpurukanku. "Argh, kau akan menyesal menolak ajakanku, lihatlah aku tak akan menyerah membujuk mu, menggodamu untuk meninggalkan DIA" katanya , sambil berlalu , pergi...berangsur angsur , kegelapan di sekitarku membias,,,, hilanggg "Tenanglah , DIA tidak akan meninggalkanmu , sekalipun sudah tak ada lagi yg menemanimu, " anak kecil itu berkata lirih , membelai rambutku, pergii.,.. Pisau ku turunkan dari tanganku, ku kembalikan ke tempatnya, aku terduduk, diam, menangis,ter engah , menahan semua ketakutan , kelelahan dan kepahitan. Aku masih bisa bertahan dan akan terus bertahan dengan DIA. Ku gerakkan bibirku yg kaku dalam isak tangis pedihku , "Maafkan aku, Tuhan".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun