Mohon tunggu...
Ribka Anastasia Setiawan
Ribka Anastasia Setiawan Mohon Tunggu... -

A girl who have passion in writing but been trapped in design uni. With God all things are possible.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada Apa Dengan Film Indonesia?

22 Mei 2011   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:21 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah saya ingat, perdebatan yang cukup besar dengan teman sekampus perihal Film Indonesia. Saya yang memang pada dasarnya menyukai film Indonesia ceritanya mengajak teman kampus saya untuk ikutan nonton film Indonesia. Rencananya, hari itu setelah waktu kuliah usai, saya dan teman-teman mau nonton di bioskop.

Daftar film yang keluar dari mulut mereka selalu film-film hollywood dan saya waktu itu merasa miris. Kenapa anak muda Indonesia tidak mau menonton film karya anak bangsa mereka sendiri, sih? Beralasankan hal itu, saya ajak mereka nonton film Fiksi. Waktu itu hampir jawaban yang keluar dari mulut mereka seragam: malesssss!! Film Indonesia kalau nggak seks, ya setan!

Saya jelaskan pelan-pelan kalau tidak semua film Indonesia seperti itu. Ada film-film bermutu, bagus, namun sayangnya tidak punya marketing yang baik, akhirnya menguap begitu saja seiring berjalannya waktu. Saya jelaskan bahwa film Fiksi bukanlah jenis film seperti itu.

Namun sebesar apapun saya berusaha untuk mengajak mereka menonton film Indonesia, sebesar usaha saya jugalah mereka menolak. Katanya tidak perlu pembuktian, sekalinya jelek, film Indonesia akan selalu jelek.

Saya miris. Jujur saya ingin sekali menampar mereka dengan memberikan segudang film Indonesia yang baik, dan tidak melulu berisi seks dan horor. Nyatanya, bagaimana mau tahu kalau membuka hati untuk film Indonesia saja sudah susah?

Nyatanya, banyak film Indonesia yang tidak melulu berisi horor-seks. Banyak film Indonesia yang bermutu, bahkan sudah melalangbuana di festival luar seperti Rumah Dara atau Pintu Terlarang atau Serigala Terakhir. Nyatanya, sebanyak apapun film bagus keluar, kalau tidak diimbangi dengan 'iklan' yang jor-joran, selanjutnya mereka akan mati dimakan waktu pemutaran.

Lewat artikel ini, saya berharap semoga banyak orang dibukakan paradigmanya mengenai film Indonesia. Mulai dari produser yang sudah seyogyanya memilih film yang memajukan insan film Indonesia dan bukan hanya memajukan perekonomian mereka sendiri, sampai ke penonton yang apatis akan film Indonesia.

Hidup film Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun