Mohon tunggu...
KKN 21 DESA LAUT TADOR
KKN 21 DESA LAUT TADOR Mohon Tunggu... Mahasiswa - KELOMPOK KKN UINSU MEDAN, LOKASI KKN DESA LAUT TADOR KEC. LAUT TADOR, KAB. BATUBARA SUMUT

KKN UINSU kelompok 21 Desa Laut Tador, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara memiliki fokus program kerja pada 5 aspek, yakni pencegahan dan penanggulangan stunting, penurunan kemiskinan ekstrim, moderasi beragama, peningkatan pendidikan, dan sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok KKN 21 UINSU Selenggarakan Tabligh Akbar: Upaya Membangun Moderasi Beragam di Desa Laut Tador

18 September 2024   02:25 Diperbarui: 18 September 2024   02:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Pribadi KKN 21 UINSU saat foto bersama dengan Remaja Mesjid Laut Tador dan ustadz Muhammad Arbi Azis, S.Pd

Kelompok KKN 21 UINSU Selenggarakan Tabligh Akbar: Upaya Membangun Moderasi Beragama di Desa Laut Tador

Batubara, 23 Agustus 2024 -- Sebagai bagian dari upaya membangun kehidupan beragama yang inklusif dan harmonis, Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 21 dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menggelar acara Tabligh Akbar bertajuk Moderasi Beragama di Desa Laut Tador, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batubara, pada Kamis (23/8). Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat setempat yang terdiri dari beragam latar belakang suku dan budaya, termasuk suku Jawa, Melayu, Batak, Madura, dan Minang. Kehadiran masyarakat lintas suku dalam acara ini mencerminkan keragaman yang menjadi ciri khas sosial-budaya Desa Laut Tador.

Tabligh Akbar ini melibatkan 28 mahasiswa KKN UINSU bersama 10 anggota remaja masjid setempat, dengan tujuan utama untuk memperkenalkan dan memperdalam pemahaman masyarakat terkait konsep Moderasi Beragama. Moderasi beragama sendiri merupakan salah satu gagasan yang tengah dipromosikan secara intensif di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global yang melibatkan isu-isu radikalisme dan intoleransi. Acara ini dimaksudkan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya mengambil jalan tengah dalam beragama, agar tercipta harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan beragama maupun sosial.

Ketua KKN 21 UINSU, Rusdi Auliadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons akademis dari mahasiswa terhadap tantangan kehidupan beragama di tengah masyarakat yang semakin plural. "Sebagai bagian dari komunitas akademik, kami merasa bertanggung jawab untuk turut serta menyebarkan pemahaman yang benar tentang Islam sebagai agama yang menganjurkan keseimbangan. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang agama, tetapi juga mengajak mereka untuk menerapkan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari," jelas Rusdi.

Acara ini juga menghadirkan penceramah utama, Muhammad Arbi Azis, S.Pd, yang merupakan tokoh agama setempat dan lulusan sarjana pendidikan Islam. Dalam ceramahnya, Arbi Azis menekankan bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin mengajarkan prinsip moderasi, yakni tidak berlebih-lebihan dalam beragama, serta selalu menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi. "Moderasi beragama adalah jalan tengah yang mampu menjaga kita dari sikap ekstrem baik ke arah liberalisme yang mengabaikan agama maupun ke arah radikalisme yang berlebihan dalam menafsirkan ajaran agama," tegasnya.

Ustadz Muhammad Arbi Azis, S. Pd / Koleksi Pribadi KKN 21 UINSU 
Ustadz Muhammad Arbi Azis, S. Pd / Koleksi Pribadi KKN 21 UINSU 

Dalam perspektif akademis, moderasi beragama memiliki fondasi yang kuat. Konsep ini didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur'an yang menyerukan umat Muslim untuk menjadi umat yang moderat (ummatan wasathan), sebagaimana tercermin dalam Q.S. Al-Baqarah: 143. Selain itu, gagasan ini juga sejalan dengan doktrin Islam yang menekankan pentingnya tawazun atau keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Sebagai manifestasi dari moderasi beragama, kegiatan ini tidak hanya terbatas pada dimensi spiritual, tetapi juga menyentuh aspek sosial kemasyarakatan, seperti toleransi, keadilan, dan saling menghargai perbedaan.

Dalam konteks desa yang memiliki masyarakat plural seperti Desa Laut Tador, moderasi beragama dinilai sangat relevan dan diperlukan untuk menjaga kohesi sosial. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, kelompok KKN 21 UINSU berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun pola pikir masyarakat yang lebih inklusif dan terbuka. "Kami menyadari bahwa tantangan dalam membumikan moderasi beragama cukup kompleks, terutama di tengah perbedaan suku, budaya, dan pemahaman keagamaan. Namun, kami percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, nilai-nilai moderasi dapat diinternalisasi oleh masyarakat," ujar Rusdi.

Kegiatan ini juga mengacu pada pemikiran akademik Prof. Syahrin Harahap dalam bukunya yang berjudul "Moderasi Islam". Dalam bukunya, Prof. Syahrin menjelaskan bahwa moderasi dalam Islam adalah sebuah keniscayaan yang harus dibumikan, terutama dalam konteks masyarakat majemuk. Ia menegaskan bahwa moderasi beragama mencakup pengakuan terhadap pluralitas, penghindaran dari ekstremisme, dan penguatan etika sosial dalam kehidupan beragama.

Acara ini mendapatkan respons positif dari masyarakat Desa Laut Tador. Salah seorang peserta, Haji Slamet, mengungkapkan bahwa ia sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dalam menyelenggarakan kegiatan yang memberikan pencerahan tentang moderasi beragama. "Ini adalah hal yang sangat baik bagi kami, apalagi dengan keragaman yang ada di desa ini. Kami menjadi lebih paham bahwa Islam mengajarkan keseimbangan, bukan hanya dalam ibadah tapi juga dalam kehidupan sosial," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun