Besok adalah hari yang besar buat aku dan hatiku. Ayah mau mengenalkan dengan seorang calon. Calon presiden, oh bukan, calon istri. Kalau dia mau dan kalau aku mau. Dia mau, karena dia kira, aku tampan luar biasa, soleh luar biasa dan wibawa luar biasa seperti ayahku. Dia anak psikologi, berarti dia bisa membaca pikiranku? Rencananya besok Aku tidak usah bawa pikiran saja waktu jumpa.
Perasaan tentu saja campur aduk. Antara sedih, harus meninggalkan kasur Palembang aku yang kecil dan tipis yang sudah kutiduri bertahun-tahun dengan harus membeli springbed yang empuk. Padahal di Aceh tak ada Springnya.
Lalu antara bahagia, kalau jadi bisa berbagi cerita tentang arti kehidupan dan konstelasi rasi bintang. Dan bulan, dan segala yang terjadi dialam menurut pendapat psikolog. Antara akhlak manusia menurut pandangan peneliti manusia dan hewan melata.
Aku ingin bertanya apa dia suka film India? Yang menggagungkan cinta dan melakukan aksi yang tidak sesuai aksi nyata. Yang menari nari tanpa arti dan kadang-kadang lucu sekali.
Aku juga ingin bertanya apakah dia suka film laga? Film yang penuh kekerasan dan menghilangkan nyawa.
Aku juga ingin bertanya apa dia suka film animasi? Yang lucu dan besar semua tokoh matanya. Apakah dia mau menontonnya denganku.
Apakah dia tahu apa itu IMDB, Piala Oscar dan piala Carling?
Apakah dia akan mampu bersabar denganku yang lucu tapi yang emosi dan ekonomi tidak stabil.
Aku yang melihat dunia dengan sisi berbeda, dan hanya memikirkan kehidupan akhirat dan ingin hidup sederhana.
Aku ingin bertanya apakah dia soleha. Tidak menyakiti hati suaminya yang baik hati seperti aku.
Apakah dia akan bertanya padaku berapa penghasilanku? Bagaimana kalau aku jawab sebenarnya? Apakah dia masih mau denganku.