Saya memang bukan anak pejabat bu,saya juga bukan berasal dari keluarga kaya seperti teman-teman lainnya,tapi orang tua saya saat itu masih bisa memenuhi segala kebutuhan saya, apa karena itu?? karena saya berasal dari keluarga menengah ke bawah maka saya berhak menerima perlakuan dan diskriminasi dari ibu??walau kejadian itu sudah  bertahun-tahun yang lalu,jika mengingatnya hati saya masih sakit bu,perih....efeknya berpengaruh ke psikologis saya sampai saat ini.
Berawal ketika saya pindah ke sebuah sekolah dasar yang ternama dan nomor  satu di kabupaten, dimana semua anak-anak pejabat,anak orang kaya dan pintar pintar katanya bersekolah di sana.dari prestasi sekolah,saya yang sebelumnya pindahan dari  sebuah sekolah di kecamatan masih bisa mengimbangi kemampuan teman -teman di sekolah baru,walau tidak lagi menjadi juara pertama seperti sebelumnya.
Perlakuan itu mulai terasa ketika di kelas 4 dimana  siswa akan dipilih untuk mengikuti beberapa kegiatan ekskul,yang dikoordinir oleh bu guru olah raga .Atas rekomendasi kepala sekolah dan prestasi akademik  , saya terpilih mengikuti beberapa kegiatan seperti PBB (Pasukan Baris Berbaris), tarian daerah dan lain-lain.saat  latihan ,mulailah perlakuan yang diskriminatif saya terima dari bu guru tersebut , saya dianaktirikan,saya di buli dengan perkataan dan perlakuan yang tidak pantas di terima oleh anak seusia saya,jika melakukan kesalahan dalam latihan saya sering dipermalukan dan direndahkan.sementara teman-teman yang berasal dari keluarga berada di perlakukan dengan sangat baik, dan di puji-puji ..  dan yang lebih menyakitkan ketika tiba hari H nya ,tiba tiba aja posisi saya digantikan oleh siswa lain dari keluarga kaya karena menurut bu guru tersebut saya tidak layak untuk tampil,ternyata orang tua teman tersebut menyuap bu guru agar anaknya bisa tampil dalam acara tersebut,betapa sedihnya ,ketika kita sudah penat dan letih  latihan berminggu minggu namun tidak bisa tampil karena alasan seperti itu.
Dan ketika di sekolah di adakan pemilihan Dokter Kecil,dimana persyaratan menjadi dokter kecil haruslah pintar,sopan,bersih,disiplin ,rapi dan bisa menjadi contoh bagi teman -teman lainya. saya yakin sekali akan terpilih  karena saya memenuhi semua kriteria tersebut,kebetulan sebelumya saya juga terpilih menjadi murid teladan .Namun impian saya kembali buyar,ternyata saya tidak dipilih oleh bu guru tersebut, karena dia menganggap orang tua saya tidak akan mampu membuat atau membelikan  baju dokter kecil buat saya,ironis memang,yang terpilih malahan teman saya bisa dibilang termasuk bodoh di kelas,sama sekali tidak bisa menjadi panutan,tapi..dia anak orang kaya.
Saat itu saya berfikir,apa salah saya??kenapa saya saya menerima perlakuan seperti itu??efek dari itu sangat mempengaruhi kejiwaan,saya sempat merasa rendah diri,minder dalam pergaulan  an tumbuh menjadi pribadi tertutup dan tidak ceria dibanding anak -anak lain. Harapan saya,semoga tidak ada lagi anak anak yang menerima perlakuan seperti yang saya alami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H