Bisnis kuliner kelihatannya jadi pilihan favorit mereka yang baru memulai usaha. Sesuai pakem untuk memulai usaha, pilihan ini mungkin karena makan-minum adalah hal yang paling kita fahami dari pengalaman langsung bertahun-tahun. Namun, keberhasilan suatu bisnis baru kuliner, tetap mempunyai perihal mendasar yang harus jadi perhatian.
Dalam suatu bincang-bincang on-air Jumat 1 April 2011 dengan narasumber Ketua PHRI Provinsi Riau dan pengusaha restoran kuliner Melayu "Poho" di Pekanbaru yang telah berhasil melakukan penetrasi pasar untuk dua tahun, dapat disimpulkan bahwa bisnis kuliner yang kelihatannya simpel mempunyai kiat-kiat fundamental yang harus jadi perhatian. Dari pengalaman mereka, bisnis kuliner yang memang suatu pilihan yang bagus ini, untuk memulainya perlu disiasati terlebih dahulu segmen konsumen yang akan disasar berdasarkan karakteristik budaya makan masyarakatnya.
Pada umumnya yang makan di restoran pada siang hari adalah para pegawai, pebisnis, wisatawan, dan kelompok masyarakat yang tidak mau repot di rumah. Demikian pula malam hari, di suatu kota bisa jadi keluarga cenderung berkumpul di rumah atau pergi makan ke luar sebagai "rekreasi". Kebiasaan ini harus disikapi secara kreatif untuk memunculkan restoran yang bisa masuk pasar dengan sukses dan terus bertahan.
Selanjutnya, kedua narasumber itu sepakat bahwa unsur penting yang sangat menentukan adalah lokasi, harga, rasa, dan kualitas pelayanan. Lokasi sebuah restoran mutlak harus strategis dalam arti di lingkungan yang dikenal, mudah dijangkau, serta memiliki parkir yang memadai dan aman. Harga adalah hal yang relatif; untuk penetrasi pertama, murah adalah cara yang ampuh meskipun tidak mutlak karena yang lebih diterima adalah yang sesuai dengan apa yang pelanggan dapatkan. Harga yang mahal meskipun di tempat yang sangat bagus dan menu yang sangat istimewa hanya akan menarik perhatian kalangan terbatas dan mungkin untuk sekali saja.
Selanjutnya rasa memang andalan suatu restoran. Rasa mesti sesuai dengan selera umum masyarakat atau kelompok sasaran, sekali pun itu suatu makanan khas. Masakan Padang bisa sukses di manapun karena tanpa menghilangkan ciri utamanya, dilakukan modifikasi pada rasa agar sesuai dengan taste lokal. Kreativitas diperlukan dalam menentukan menu yang khas dan andalan.
Kualitas pelayanan adalah unsur penting yang tidak dapat ditinggalkan. Pelanggan adalah raja tetap berlaku di restoran, bahkan harus menonjol seperti yang diterapkan di restoran Poho yang dalam budaya Melayu adalah semacam talam kuningan berkaki sebagai wadah untuk meletakkan sajian pada raja dan para kerabat istana. Bahkan ketika ada di restoran, sang pengusaha tidak segan-segan untuk menyapa tamu dan menanyakan apa yang masih diperlukan atau menukar sajian yang tidak sesuai dengab pesanan. Untuk melayani pelanggan, diterapkan zoning meja yang masing-masingnya ada penanggung jawab yang profesional sampai selesainya para tamu.
Untuk mendapatkan banyak tamu, selain dengan terus beriklan, sang pengusaha dapat memanfaatkan networking dan lingkungan pergaulannya sendiri secara elegan. Biasanya, dimulai dengan mengundang tokoh-tokoh kelompok sasaran pada acara peresmian, kiat-kiat promosi perlu terus dikembangkan dan dikerjasamakan dengan para stakeholder pariwisata. Dengan upaya yang maksimal ini, dengan tetap mengharapkan karunia dan ridhoNya, Insya Allah bisnis kuliner yang dijalankan akan terus maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H