Mohon tunggu...
Feizal Karim
Feizal Karim Mohon Tunggu... -

PNS, Menikah/4 anak, S2 Teknik, Suka menulis, Mengisi kolom tetap Makna setiap hari Rabu di Harian Riau Pos. Kunjungi saya di blog http://riau2020.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cara Menulis Artikel Hanya Dalam Dua Jam (1)

10 April 2011   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:57 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ketika sekolah dasar, bagi kebanyakan kita menulis karangan adalah suatu hal yang sulit. Itu karena menulis tidak membudaya dalam kehidupan kita sejak dini bahkan sampai tingkat SMA sehingga yang muncul selalu: “Pada suatu hari,…” Para guru yang diharapkan membimbing umumnya juga bukan insan-insan yang gemar menulis.

Hari ini, dengan makin majunya budaya intelektual yang didorong oleh pengaruh dari luar, maka makin banyak orang yang pandai menulis. Iniditandai dengan, makin banyaknya buku,media cetak, dan media digital. Para penulis lokal pun muncul silih berganti dengan lingkup tulisan yang juga makin beragam sehingga menulis selain sebagai hobbi bisa pula jadi profesi.

Apapun, menulis adalah keahlian yang perlu dimiliki orang dalam era teknologi informasi ini. Dengan komputer, komunikasi tulisan makin berperan seiring dengan meningkatnya jumlah aliran informasi per satuan waktu. Agar tidak tertinggal, perlu kemampuan menulis secara baik, benar, dan cepat.

Menulis baik dan benar erat ke substansi dan hal akademik; kecepatannya tergantung pada keterampilan. Karena itu menulis cepat bisa dilatih dengan substansi yang dikuasai dan metoda akdemik yang sudah difahami. Setelah terbiasa maka tidak akan sulit lagi sehingga produktivitas anda akan sangat meningkat jika naskah bersih (nett draft) sebuah tulisan singkat dengan ukuran satu halaman kuarto spasi tunggal sudah bisa anda wujudkan hanya dalam dua jam!

Sebelum mulai menulis tentu perlu dipahami terlebih dahulu substansi bahasa Indonesia, antara lain tata bahasa, struktur kalimat, penggunanaan tanda baca, dan seterusnya.Mungkin kedengarannya sepele karena itu tentang bahasa kita sendiri, akan tetapi tidak sedikit kita jumpai kesalahan mendasar ini dalam tulis menulis di media massa, buku, makalah, atau surat-surat resmi, umpamanya tidak jelasnya mana induk dan anak kalimat.Kesalahanlain yang mungkin timbul adalah ejaan kata-kata yang kita pakai yang bisa jadi berdasarkan kebiasaan sehari-hari, seperti kata “mesti” atau “musti”.Akan tetapi masalah ini jangan menghalangi untuk memulai menulis karena sedikit kesalahan masih dimengerti pembaca dan dapat diperbaiki kemudian.

Untuk membuat sebuah tulisan jadi menarik, kita perlu pula “menghiasi” tulisan kita dengan istilah-istilah aktual atau asing yang sudah popular menggantikan kata-kata yang sudah biasa atau klise dan peristiwa aktual yang bisa didapat melalui riset literature di internet.Sebagai contoh, dalam melaporkan perkembangan terakhir tentang pembangkit nuklir Fukshima, dari pada menggunakan kata-kata “keadaan yang terakhir” lebih menarik jika kita menggunakan kata info “uptodate” atau “terkini”.Pemasangan kata-kata itu, jika kita paham dan teringat bisa dilakukan ketika pertama menulisnya atau belakangan ketika membaca ulang atau mengedit terakhir tulisan yang telah kita hasilkan.

(Bersambung ke http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/04/10/cara-menulis-artikel-dalam-dua-jam-2/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun