Mohon tunggu...
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S2 di Malaysia asal Riau tepatnya di Kabupaten Bengkalis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku, Kau dan Dia

23 Februari 2011   18:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption id="attachment_91878" align="alignnone" width="300" caption="Ilustrasi"][/caption]
Sejak Ruh ini di hembuskan kerahim Mu, engkau begitu sabar dan tegar  menjaga, menati suara-suara kecil ini menghiasi perjalanan panjang hidup Mu. Kau lah yang ku panggil Ibu...   Wanita bagai kau dengan sabar menanam benih cinta dalam diri sederhana, tapi bermakna kau tak pernah menghitung luka dihati Mu tak perna pula mengingat jasa dari tangan lembut Mu. kini.. dengan gontainya langkah kaki Mu meniti kerikil tajam kehidupan  semakin jauh...jauh dan jauh pemilik suara kecil itu telah menjelma menjadi dewasa menyeruaki lika liku hidup tak se-zaman dengan Mu gairah cintanya telah tersentuh hati lain, selain Mu.. Maaf.... kalau membuat Mu cemburu...   Ku temukan tulang rusuk Ku, ibu hendaklah lembut hati dan jiwa Mu mengerti cinta Mu, Ku bagi... Aku tahu...   batin Mu sedih, melepas raga tunggal satu-satunya dari rahim Mu. ini fitrah Allah...bu, lahir, besar, menikah, punya anak lalu  kembali menghadap-NYA   Ibu...sebagai mana kupanggil diri Mu Kini aku telah kau lepas pergi Aku bersama wanita seperti Mu lemah lembut, mengindahkan lisan Ku layaknya kau selalu menjaga hati Ayah. ibu...   Pada waktunya nanti, Ia akan memberikan buah hati untuk Kita karunia ilahi yang tak terhingga...nikmatnya walaupun ditulis diatas daun dengan air laut menjadi tintanya. takkan sebanding..nikmat itu. Ibu..   Aku ingin Iia tegar seperti Mu dulu... agar anak-anak Ku kelak tidak seperti biduk tanpa bahtera Ibu, di akhir-akhir penggalan ini izinkan aku memohon ampun pada Mu dengan iklasnya .. dengan air mata keadaan membuat ku pikun dalam lamunan, menyentuh sedih sedih hati Mu... tetapi tetap saja suara lirih Mu  menghiasi telinga Ku ingin tahu berita anak Mu, sedangkan aku?? Kau memang Ibu Ku, Ibu pemilik raga dusta ini....   Masih adakah surga itu untuk Ku..ibu di telapak kaki Mu??   ~Ismail Marzuki 
Gelap berhias lampion kamar Ku..
24/02/11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun