Mohon tunggu...
Ria
Ria Mohon Tunggu... Akuntan - Pemilik akun

Akuntant Mengerti Pajak Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kimchi, dari Drama Korea Hingga ke Kehidupan Nyata

14 Juli 2023   08:08 Diperbarui: 14 Juli 2023   08:24 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak tahu persis sejak kapan negara kita menjadi penggemar Korea. Seingat saya Korea awalnya datang ke Indonesia dengan drama berjudul Endless Love (Autum in my heart) di awal tahun 2000an yang sempat membuat masyarakat baper dengan drama ini. Bahkan ada PH dalam negeri yang akhirnya meremake drama ini dan masih berhasil membuat penonton terpikat. Sejak saat ini produk – produk korea mulai sedikit demi sedikit datang ke Indonesia, mulai dari Drama Korea, K-POP atau lagu Pop Korea yang saat ini menjadi produk paling menggila dan bahkan penggemar fanatiknya cukup menakutkan, produk kosmetik korea hingga makanan Korea. Pada umumnya, Drama Korea selalu menghighlight makanan korea, beberapa makanan korea yang akhirnya meledak di pasaran indonesia adalah Ramen, jajangmyoen dan Kimchi.

Bagi masyarakat Korea, Kimchi berperan seperti sambal di Indonesia. Kimchi bisa dipadukan dengan berbagai hidangan savory, dengan ramen bisa, nasi goreng atau bahkan sup juga oke, dengan gorengan bisa, bahkan dimakan dengan nasi saja juga bisa. Seperti halnya sambal, kimchi juga tidak memiliki resep yang baku, setiap ibu rumah tangga memiliki resepnya sendiri yang disesuaikan dengan kemampuan memasak serta selera masing – masing, ada yang menambahkan bahan ini dan itu di dalam kimchi namun ada juga yang tidak, seperti selayaknya para ibu rumah tangga di Indonesia yang membuat sambal dengan resep masing masing, ada yang menggunakan terasi ada juga yang tidak, ada yang manambahkan tomat ada juga yang suka membuat sambal korek, namun yang pasti sambal selalu identik dengan cabe.

Kimchi pada umumnya atau yang paling banyak ditemui terbuat dari bahan utama sawi putih, untuk sayuran pendukung biasanya ditambahkan wortel, lobak, daun kucai dan daun bawang pre supaya warnanya lebih cantik dan rasanya lebih kompleks. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membuat kimchi, namun diperlukan kesabaran, ketajaman rasa dan kesungguhan hati, selain harus melalui beberapa proses juga dibutuhkan waktu yang cukup lama mengingat kimchi adalah produk fermentasi.

Bahan utama kimchi berasal dari sawi putih. Sawi Putih yang baru di panen di bersihkan, dibelah di  bagian tengah dari ujung pangkalnya menjadi dua bagian yang sama lalu di celupkan ke air dingin, tujuannya supaya daun sawi putih ini lebih mudah menyerap garam. Langkah selanjutnya adalah menaburi setiap helai sawi ini dengan garam, setelah semua bagian telah ditaburi garam, diamkan selama dua jam dengan setiap tiga puluh menit sawi harus dibalik posisinya agar air garam merata di setiap bagian daun sawi.

Selama daun sawi putih dalam proses penggaraman, pembuat kimchi bisa menyiapkan bahan – bahan lain untuk membuat kimchi. Untuk kimchi yang otentik, biasanya dibuatkan sejenis bumbu basah atau disebut kimchi base, terbuat dari larutan air, tepung beras ketan dan gula merah atau gula aren  yang dididihkan lalu setelah mendidih dibiarkan hingga dingin untuk bisa dicampur dengan bumbu dan bahan lainnya.

Sayuran lain yang perlu di siapkan adalah lobak dan wortel yang dipotong korek, daun bawang prei dan daun kucai yang dipotong pendek kira – kira panjang satu sampai dua cm, selain dedaunan ini ada daun minari, berbentuk seperti seledri namun memiliki rasa dan aroma yang berbeda, daun minari ini sulit didapatkan, bahkan di korea sendiri yang merupakan daerah asalnya sulit mendapatkan daun minari, pemakaian daun minari juga bersifat opsional sehingga kimchi tetap bisa dibuat meskipun tidak ada daun minari.

Kemudian menyiapkan bumbu, bumbu yang dibutuhkan adalah bawang putih, jahe dan bawang bombay yang dihaluskan secara bersama hingga halus lalu dicampurkan dengan kimchi base yang sudah dibuat sebelumnya, kemudian masukkan bumbu lain seperti kecap ikan, terasi atau udang fermentasi dan terakhir bubuk cabe sesuai selera pembuatnya sesuai dengan tingkat rasa pedas yang di inginkan. Setiap jenis kecap ikan dan terasi memiliki kualitas rasa yang berbeda, ini juga akan mempengaruhi rasa kimchinya nanti.

Setelah sawi putih selesai diasinkan, kemudian bilas dengan air bersih beberapa kali untuk menghilangkan garam – garam yang menempel pada lembaran sawi putih supaya rasa kimchi tidak terlalu asin lalu tiriskan sawi yang sudah dicuci bersih. Langkah selanjutnya adalah mencampurkan potongan lobak, wortel, daun prei dan bahan lain yang disiapkan ke dalam bumbu dan dicampur hingga membentuk kimchi paste, kimchi paste ini kemudian dibalurkan ke setiap helai daun sawi yang telah di tiriskan, dan kimchipun sudah jadi. Kimchi seperti ini bisa dinikmati langsung sebagai fresh kimchi, namun untuk mendapatkan kimchi yang otentik harus di fermentasi selama minimal 2 hari. Cara fermentasinya pun setiap pembuat kimchi berbeda, ada yang menggunakan sejenis kuali tertutup yang terbuat dari tanah liat yang disebut Onggi, ada juga yang menggunakan container box dan tempat lainnya,  yang terpenting harus menggunakan wadah yang tertutup dan kedap udara. Apakah cara fementasi bisa mempengaruhi hasil, tentu saja iya, namun semuanya kembali lagi kepada selera masing – masing penikmat, tidak bisa dikatakan yang ini lebih enak daripada yang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun