Suatu hari di tahun 2008, aku adalah seorang mahasiswi yang hobby datang terlambat ke kampus, berlari -- lari masuk ruang kelas dan sering sekali menemui kelas dimana dosen sudah mulai mengajar saat aku sampai dikelas, bahkan beberapa kali aku ditolak oleh dosen karena sudah telat lebih dari 15 menit.Â
Sebenarnya rumahku tidak jauh dari kampus, namun aku hanya malas aja sehingga sering datang terlambat ke kelas, terkadang aku datang terlambat ke kelas hanya karena mampir ke indomaret terlebih dahulu dan antre di kasir indomaret, sungguh keterlambatan yang tidak berfungsi.
Suatu hari karena mata kuliah dengan dosen killer, maka aku terburu -- buru masuk kelas hingga aku lupa mencabut kunci motorku dan meninggalkan kunci motorku menggantung di lobangnya, untungnya ada orang baik yang memasukkan kunci motorku di dalam saku jacketku yang aku tinggalkan di motorku juga karena dosen ini mengharuskan kita mengenakan kemeja saja, jacket dilarang masuk kelas.Â
Namun aku juga menemukan secarik kertas berisikan nomor ponsel di kantong jacketku, sudah pasti nomor ponsel itu adalah milik orang yang menyelamatkan kunci motorku, dan sebagai itikad baik aku mengirimnya sms dan mengucakan terima kasih karena telah menyelamatkan motorku, aku juga menawarkan untuk mentraktirnya makan sebagai ucapan terima kasih.
Setelah membuat janji akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di kantin besoknya ketika waktu istirahat, namun aku juga belum tau apakah dia seorang perempuan atau laki -- laki karena di sms tidak ada profile picture dan aku merasa tidak sopan jika harus menanyaka jenis kelamin hanya untuk sekedar mengucapkan terima kasih, dia pun tidak memperkenalkan dirinya.
Besoknya ketika aku sampai di tempat parkir motor dan memarkir motor ku di barisan yang selalu aku tempati tiap ke kampus, jarak tiga motor dari tempatku memarkir motor aku melihat seorang mahasiswa sedang bersandar di motornya, Yamaha Vixion yang terlihat keren kala itu, karena motor -- motor di sebelahnya mayoritas Honda Revo, Jupiter Z dan beberapa motor matic,Â
Seketika ponsel aku bergetar (aku setting mode getar supaya saat diruang kelas tidak perlu ubah setting ponsel), maka kutengok dan ternyata yang menghubungi adalahh nomor tidak terdeteksi, yaitu nomor dari orang yang menyelamatkan kunci motorku semalam dan ternyata yang menelepon adalah orang yang bersandar itu, aku melihat ke arah orang tersebut dan kita bertatap muka, maka aku tidak perlu mengangkat teleponku karena dia tersenyum dan berjalan ke arahku.
"Erick" katanya sambil menyodorkan tangan
"Aline" aku menjawabnya seraya menjabat tangannya.
Kami berkenalan sambil berjalan menuju ke ruang kelas, dia adalah mahasiswa jurusan manajemen yang satu tahun di atasku, aku yang sudah terbiasa berkumpul dengan kakak senior anggota BEM tidak merasa canggung bertemu dengan orang baru tapi aku merasa dia sedikit pemalu, volume suaranyapun lebih rendah dari aku. Setelah berjalan beberapa waktu sambil berbincang, maka kami bertemu dengan persimpangan jurusan, kami berpisah disitu ke arah fakultas masing -- masing dan berjanji untuk bertemu nanti saat istirahat.
Ketika jam istirahat tiba kami bertemu dan akupun hendak menepati janjiku yaitu mentraktir makan di kantin kampus, namun dia memilih untuk ditraktir makan nasi goreng di kedai depan kampus yang merupakan kedai langganannya, alasannya disana lebih sepi sehingga bisa menikmati makan, maka aku mengiyakan, dan memang benar disana lebih tenang dan penjualnya menghafal wajahnya, sepertinya dia memang pelanggan tetap.