Mohon tunggu...
Ria Syahirah
Ria Syahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dan saya sangat menyukai hal yang berhubungan dengan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran dan Biografi Singkat Zygmunt Bauman

14 Oktober 2022   13:28 Diperbarui: 14 Oktober 2022   13:37 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu pencetus postmodern, yaitu Zygmunt Bauman, seorang sosiolog dari Polandia. Zygmunt Bauman (1992) berpendapat bahwa pandangan orang mulai berubah dari yang memandang sesama manusia sebagai objek menjadi memandang sesamanya sebagai subjek. Hal itulah yang melahirkan paham yang dikenal sebagai subyektivisme. Selain itu, zaman postmodern juga melahirkan relativisme dan empirisme serta bersifat dekonstruktif.

Zygmunt Bauman (Lahir di Polandia pada 19 November 1925) adalah seorang sosiolog Polandia yang memulai karirnya di Universitas Warsawa, di mana artikel dan bukunya pernah disensor pada tahun 1968 dan dipecat dari universitas. Membangun kembali karirnya di Kanada, Amerika Serikat dan Australia sampai ke Inggris, di mana ia menjadi profesor pada tahun 1971. Ia adalah profesor emeritus sosiologi di Universitas Leeds dan Warsawa. Bauman mengevaluasi sebuah krisis dan protes yang telah menyebar di berbagai benua Eropa dan dunia. Ia juga menyarankan perubahan radikal perilaku masyarakat sebagai solusi untuk sebuah masalah global yang dinilai serius.

Beberapa karya dari Bauman antara lain Liquid Modernity (1999), Modernity and the Holocaust (1989), Modernity and the Ambivalence (1991), Stranger at Our Door (2016) dan lainnya.

1. Liquid Modernity (Modernitas Cair)

Konsep Liquid Modernity atau Modernitas Cair menurut Zygmunt Bauman adalah sebuah pencapaian peradapan modern dalam tingkat yang lebih lanjut dengan mengkritisi rasionalitas modernisasi atau yang lebih mengedepankan materialisme. 

 Modernitas juga dinilai hanyalah sebuah nama dan bukan keseluruhan ari sebuah realitas yang ada. Modernitas bisa saja menandahkan sesuatu hal, namun hal tersebut tidak erta merat atau secara otomatis mampu menjelaskan keselurahan segi terang dan gelapnya sebuah realitas. Modernitas di sini berusaha mengklaim secara totalitas atas semua bentuk kehidupan manusia. Inilah topeng modernitas yang ingin diungkapkan oleh Bauman. 

Liquid Modernity dinilai mengandalkan sebuah kreativitas seniman yang tidak hanya berhenti pada aktivitas produk, melainkan juga pada persebaran berupa gagasan atau ide yang kreatif dan pengetahuan. Selanjutnya salah satu gejala dalam liquid modernity adalah kehidupan yang cair atau liquid life. Bauman berpendapat bahwa liquid life dapat diartikan sebagai kehidupan yang ditandai oleh suatu ketidakpastian yang permanen.

Sebagai contoh yaitu teknologi. Teknologi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan akan terus mengalami modernisasi. Teknologi di zaman sekarang sudah tidak dapat dikendalikan serta akan terus mengalami perubahan.

2. Struktur dan Anti Struktur

Bauman berpandangan bahwa terdapat dua bentuk masyarakat yang berbeda dengan ciri saling menggantikan satu sama lain. Dua gejala bentuk masyarakat dikenal sebagai struktur (masyarakat atau sosialisasi) dan anti struktur (komunitas atau sosialitas). Struktur (masyarakat atau sosialisasi) berciri heterogenitas, tidak setara, perbedaan status serta adanya sistem tata nama (nomen klatur). Ciri khas ini memunculkan apa yang disebut dengan klasifikasi dan diferensiasi. Klasifikasi maupun diferensiasi membagi kelompok masyarakat menjadi dua kelompok, yiatu kelompok elite dan massa. 

Yang termasuk dalam kategori massa tersebut meliputi ras inferior, orang miskin dan bodoh, wanita. Sosialisasi cenderung membuat moralitas menjadi rasional. Sedangkan anti struktur (komunitas, sosialitas) berciri homogenitas, kesetaraan, ketiadaan status dan anonim. 

Anonim di sini dapat diartikan sebagai tanpa tujuan, tanpa kepentingan dan autotelik yang mempunyai tujuan pada dirinya sendiri. Struktur dan anti struktur adalah dua proses dan dua prinsip yang aling berbeda antar keduanya. Untuk memahami hal tersebut, Bauman mengambil contoh sebuah negara. Saat ini tampak munculnya perceraian antara politik yang terpusat pada negara dan eksistensi moral warga negara. Secara umum dapat dikatakan bahwa hal tersebut juga merupakan perceraian sosialisasi yang diatur negara dan sosialitas yang komunal; perceraian ini tampaknya semakin jauh dan tidak mungkin kembali lagi.

3. Kehidupan Yang Ambivalen

Selanjutnya Bauman berpandangan bahwa kehidupan manusia bersifat ambivalen, di mana tidak ada nilai yang pasti dalam sebuah kehidupan. Ambivalensi dapat didefinisi kan sebagai sebuah kemungkinan untuk menempatkan objek atau peristiwa kedalam lebih dari satu kategori. Dalam ambivalensi terjadi proses penamaan atau pengklasifikasian yang baik secara inklusi maupun ekslusi. Klasifikasi dalam tatanan modernitas sebenarnya terjadi tindak kekerasan yang dipaksakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun