Mohon tunggu...
Ria Septiyani
Ria Septiyani Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Senyawa Saat Sedang Jatuh Cinta

13 Juni 2011   04:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:34 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengenal seyawa senyawa cinta. Tak sedikit kebanyakan orang memilih pasangannya karena memiliki chemistry yang cocok. Sebenernya apa memang ada senyawa kimia yang menumbuhkan benih benih cinta dihati seseorang ?

Kaitan antara perjodohan dengan senyawa kimia ini sudah ditemukan sejak 50 tahun lalu oleh peneliti jerman, Adolf Betendandt. Ia menemukan senyawa feromon, senyawa kimia yang dikeluarkan pada hewan untuk menarik pasangannya. Hewan hewan yang telah diteliti dan diyakini  mempunyai senyawa tersebut antara lain : amoeba, hamster, gajah, ikan , lobster, kelinci , semut serta kera. Makna feromon adalah senyawa yang disekresi oleh satu individu dan di terima oleh individu lain pada spesies yang sama. Reaksi yang timbul pada lawan jenis sangat khas, salah satunya adalah perubahan perilaku dari biasa saja menjadi "termehek mehek".

Bagaimana dengan mausia ?
Para ahli masih terus meneliti, namun mereka cukup yakin kalau kelenjar-kelenjar didalam tubuh manusia juga mengeluarkan bau khas. Aroma yang unik antar individu ini juga dipercaya menjadi semacam sex appeal. Sejumlah peneliti juga menegaskan, sifat feromon pada manusia mungkin tidak seperti senyawa sejenis pada hewan. Manusia memiliki kemampuan visual yang sangat baik dan sangat berpengaruh menimbulkan ketertarikan pada lawan jenis. Itu sebabnya sex appeal pada manusia tidak sepenuhnya bergantung pada feromon, tidak seperti pada binatang.

HORMON

Jika keberadaan feromon masih kontroversial lain halnya dengan hormon hormon dalam tubuh kita. Penelitian menunjukkan, ketika seseorang memandang kekasih hatinnya, dopamin akan merangsang bagian tertentu di otak sehingga menimbulkan kekuatan, kegembiraan dan kebahagiaan. Hormon lain yang sering dikaitkan dengan cinta adalah oksitosin. Menurut penelitian, orang-orang yang setia pada pasangannya sampai kakek-nenek biasanya memiliki hormon oksitosin yang tinggi. Hormon oksitosin juga akan dikeluarkan oleh tubuh ketika seorang ibu menyusui bayinya. Pada pria dan wanita ternyata hormon cinta ini bekerja dengan cara berbeda. Hormon ini akan membuat seorang wanita ingin merawat dan mengasuh bayinya serta membuat ikatan batin mereka menjadi kuat. Sebaliknya pada pria, hormon testosteron dalam tubuh mereka membuat kadar oksitosin berkurang. Itu sebabnya mengapa naluri pengasuhan mereka tidak sekuat kaum hawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun