Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jaipong dan Pipi Jerman Semarakkan Ngoplah Gana Stegmann

22 Oktober 2016   23:21 Diperbarui: 23 Oktober 2016   09:30 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaganawati Stegmann dengan bukunya I'm Happy ti be 40, yang mengisahkan perjalanannya mencapai usia 40 tahun, di Ngoplah Kompasiana, Jumat 21 Oktober 2016 (dokpri)

SERU ! Itu kata yang langsung terucap saat mengikuti acara Ngoplah (Ngobrol di Palmerah), yang berlangsung di studio Kompasiana  lantai 6, Gedung Kompas Gramedia, Jumat 21 Oktober 2016. Berbeda dengan biasanya, kali ini peserta disuguhi tarian Jaipong.Sang penari merupakan sekaligus penulis dari buku berjudul I’m Happy to be 40, yang dibedah sore itu. Gaganawati Stegmann, Kompasianer perempuan  selama belasan tahun di negara Jerman, berdandan  cantik mengenakan kostum Jaipong berwarna biru. Menari melenggak-lenggok penuh semangat, diiringi musik jaipong yang mengalun memenuhi ruangan.

Tidak ingin hanya menari jaipong sendiri, Gana pun mengajak seluruh peserta untuk ikut menggerakan badan menari bersamanya. Peserta bedah buku laki-laki yang kemudian pertama ikut menari, kemudian setelahnya peserta perempuan. Larut dalam semangat  kendati gerakan-gerakan yang diikuti banyak yang tak sesuai atau keliru. Semua bergerak sesuai dengan alunan musik jaipong.

Sebagian peserta tampak terengah usai mengikuti gerakan menari. Berbeda dengan Gana yang tetap lincah dan luwes. Menari memang sudah dilakoninya sejak kecil. Tubuhnya tetap terjaga dengan baik kendati sudah memasuki usia 40 tahun. Namun, yang dilakukannya begitu menyemarakkan Jumat sore yang mendung di Palmerah. Sejumlah admin kompasiana pun turut menyaksikan penampilan dan menayangkan langsung melalui facebook.

Peserta bedah buku menari jaipong bersama (foto:rahabganendra)
Peserta bedah buku menari jaipong bersama (foto:rahabganendra)
Life Begins at 40

Usia 40 tahun. Usia matang, demikian Gana menyebutnya. Memang, banyak orang bilang Life begins at 40. Tidak hanya di Indonesia, yang terletak di Asia. Usia 40 di negara Jerman, pun disebut sebagai usia dewasa yang menempatkan seseorang yang telah mencapainya menjadi semakin bijaksana dan lebih mampu bersikap.

Nah, terkait dengan usianya yang mencapai 40 tahun tepat pada tanggal 1-1- 2016, Gagana yang biasa dipanggil Gana, membuat sebuah buku untuk memperingati ulang tahunnya. Buku berjudul I’m Happy to be 40 mengisahkan perjalanan hidup Gana mencapai 40 tahun dirumahnya di Jerman Selatan, Gana mengundang sekitar 100 orang untuk merayakan ulang tahunnya, plus membagikan buku yang telah dibuatnya.

Kini, di bulan Oktober, dalam kesempatannya pulang kampung ke Indonesia, perempuan asal Semarang ini tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan bedah buku berjudul I’m Happy to be 40 yang ditulisnya. Salah satunya di studio Kompasiana, Palmerah, Jakarta.

Acara Ngoplah (Ngobrol di Palmerah) kali ini berbeda karena setiap peserta mendapatkan oleh-oleh Jerman, yang dibedakan untuk lelaki semacam jas bertutup kepala yang apik dan mengingatkan pada suporter sepak bola. Untuk perempuan, ada sebungkus ikat rambut dan teh celup, yang diletakkan dalam tas kecil. Suguhan kue-kue yang dihadirkan pun berbeda. Semuanya berasal dari Jerman. Biskuit lucu berbentuk hewan, seperti ikan atau panda dengan rasa manis, kue yang berasa asin, dan juga cokelat Jerman, yang menjadi incaran kompasianer sore itu.

Ngoplah dibuka oleh Nurul Uyuy, yang menggantikan COO Kompasiana Pepih Nugraha, sebagai bentuk dukungan pada kegiatan-kegiatan komunitas. Bedah buku kemudian dilanjutkan dengan dimoderatori oleh Widha Karina. Seorang kompasianer Tamita juga sempat menyanyikan macapat. Bedah buku dilakukan dengan suasana yang sangat santai namun mengena. Sesekali memegang buku barunya I’m Happy to be 40, Gana juga membawa buku Exploring Germany, terbitan Elex Media yang berisi segala sesuatu mengenai Jerman.

Suasana Ngoplah bedah buku dengan berbagai kue asal Jerman (dokpri)
Suasana Ngoplah bedah buku dengan berbagai kue asal Jerman (dokpri)
Makna Nama, Menikah dengan Bule, Uban dan Keriput

Gana mengisahkan arti nama pemberian orang tuanya saat lahir ke dunia,  Kanjeng Raden Ayu Gaganawati Dyah Panca Harsanti Stegmann, MPd, yang memiliki makna doa dan harapan ke angkasa. Gagana artinya angkasa/langit, kelak sang anak dapat melejit ke angkasa. Wati berarti watak/sifat sifatnya pantang mundur, aktif-kreatif, dan mandiri. Dyah adalah  wanita terhormat, anak kelima, har atau her bermakna air, salah satu dari empat unsur dunia, tanah, api, air, dan angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun