Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepasang Berlian yang Senantiasa Tebarkan Inspirasi Hidup

1 November 2024   00:00 Diperbarui: 1 November 2024   01:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman pernah bertanya mengenai kompasianer yang berstatus suami istri. Seketika, saya teringat pada Tjiptadinata Effendi dan  Roselina Effendi.  Sepasang berlian Kompasiana yang selalu menebarkan inspirasi dan ilmu kehidupan melalui tulisan-tulisannya di Kompasiana selama lebih dari satu dekade.    

Berlian.  Tak hanya satu, melainkan dua. Mereka berpasangan. Senantiasa berbagi dengan ilmu-ilmu kehidupan yang telah dijalani. Asam garam telah dilalui. Pahit dan manis telah dinikmati. Gelap dan terang telah dilewati. Perjalanan hidup berliku atau lurus tak perlulah ditanya lagi pengalamannya.

Ada dua sebutan yang kerap disampaikan kompasianer kepada sepasang berlian ini. Ada yang memanggil Opa dan ada juga yang memanggil ayahanda untuk sapaan Tjiptadinata. Sementara Oma atau Ibunda untuk sapaan pada Roselina. Bebas saja. Keduanya tak mempermasalahkan sapaan yang diberikan.

Kenyataannya, memang keduanya memang bisa menjadi Oma dan Opa bagi siapa saja. Juga menjadi Ayahanda dan Ibunda bagi seluruh kompasianer lintas usia. Ya, begitu rendah hati sepasang berlian ini. Keduanya sudi berbagi menebarkan manfaat melalui tulisan kepada mereka-mereka yang lebih muda.

Tulisan terbaru Opa Tjip pada 31 Oktober 2024 yang menjadi tulisan 7463 di Kompasiana misalnya, mengingatkan kembali untuk "Aplikasikan Hidup Untuk Berbagi Dengan Menulis".  Ah, benar saja. Pesan yang mengena. Berbagi tidak melulu bicara mengenai dan soal harta materi.

Berbagi bisa melalui tulisan. Opa Tjipta dan Oma Rose telah membuktikannya berkali-kali. Sudah banyak orang-orang yang membaca tulisan keduanya merasa memperoleh keteduhan, menerima pencerima, dan mendapatkan ketenangan. Ya, perasaan galau yang terkadang mampir, terutama pada usia produktif seperti saya, sesekali membuat lunglai..

Suntikan semangat muncul dari membaca tulisan-tulisan yang mampu menguatkan hati. Terlalu dini untuk mengatakan tak sanggup atau menyerah dalam mengarungi hidup. Berkaca dari tulisan-tulisan yang dibagikan sepasang berlian ini yang selalu rutin menulis dan menulis di Kompasiana. Keduanya aktif walaupun sudah senja. Bahkan, Opta Tjip sudah mencapai angka 81 tahun karena lahir di Padang pada 21 Mei 1943.  Ah, rasa malu tetiba menyelusup. 

Bukankah yang muda kalah dengan keaktifan menulis sepasang berlian Opa Tjip dan Oma Rose? Berapa banyakkah kompasianer yang sudah mencapai hingga lebih dari 7000 artikel sejak pertama kali bergabung di Kompasiana pada 14 Oktober 2024? Siapa sajakah yang sudah menyandang gelar Maestro, selain Opa Tjip di Kompasiana?

Sepasang berlian ini tetap bertahan meski sudah lebih dari satu dekade menulis rutin di Kompasiana. Sementara, banyak rekan kompasianer lainnya yang pindah haluan atau sudah tidak aktif lagi menulis di Kompasiana. Pernah terpikir apa yang membuat mereka bertahan? Tidakkah mereka lelah?

"Pak Tjip dan Bu Rose kan sudah tidak mengejar materi lagi," pernah saya dengar seperti itu. "Opa Tjip dan Bu Rose memang senang berbagi mengenai ilmu kehidupan," itu juga pernah saya simak. Ada juga yang mengatakan sepasang berlian ini menyalurkan tulisan karena memiliki waktu untuk melakukannya dan mencegah lupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun