Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ke Kampung Tugu? Harus Dengarkan Merdunya Keroncong dan Nikmati Gado-Gado Siram

22 Oktober 2023   10:05 Diperbarui: 23 Oktober 2023   00:05 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat Musik Keroncong  di Roemah Toegoe (dok.windhu)

Gereja Tugu  penanda paling mudah. Kampung Tugu punya kekayaan kisah sejarah, budaya, dan kuliner yang bisa menjadi potensi pariwisata yang dapat neningkatkan perekonomian masyarakat setempat.  Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT), berperan di Kampung Tugu. 

Kampung Tugu, Keunikan Desa Wisata Rintisan 

Apa uniknya Kampung Tugu? Sambil mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan oleh Kerontjong Toegoe, mata saya memandang Roemah Toegoe, tempat kami berkumpul. Banyak foto-foto dan piagam penghargaan terpasang.

Sudah banyak berubah dari beberapa tahun lalu saat saya datang di bulan Januari.  Terasa adem duduk sambil mendengarkan musik keroncong dan minum air mineral, setelah berjalan kaki dari Gereja Tugu lebih dari 50 meter.

Matahari kemarau begitu garang  padahal baru pukul 10.00. Beberapa truk besar dan  kontainer pelabuhan beroda besar melintas. Saya dan teman-teman juga dengan mudah melihat parkiran truk besar di kiri dan kanan jalan menuju Roemah Toegoe. Debu-debu menerpa. 

Kampung Tugu, salah satu dari 12 wisata pesisir Jakarta (dok.windhu)
Kampung Tugu, salah satu dari 12 wisata pesisir Jakarta (dok.windhu)

“Apa keunggulan dari Kampung Tugu ini yang merupakan desa wisata di Jakarta? Kenapa tidak sepopuler destinasi wisata lain seperti Glodok?” pertanyaan yang sudah lama tersimpan, akhirnya terlontar kepada Arthur J Michiels.

Tanpa bermaksud membandingkan tapi karena kata ‘jarang-jarang bisa mendengarkan musik keroncong secara langsung’ atau ucapan beruntung bisa mencicipi kuliner Kampung Tugu ‘ jarang-jarang bisa merasakan kalau tidak ada kegiatan’ tertanam di kepala. Apalagi, jika bicara transportasi menuju desinasi.

Piagam dan foto dRumah Tugu (dok.windhu)
Piagam dan foto dRumah Tugu (dok.windhu)

Arthur Michiels terdiam sejenak. Lelaki bertubuh tinggi yang juga pemain bas grup musik Kerontjong Toegoe ini berbesar hati mengakuimasih banyak yang perlu dibenahi dari Kampung Tugu sebagai tujuan wisata.Sarana prasarana belum memadai dan lingkungan tidak memanjakan mata. Namun, segala yang dibutuhkan akan dilengkapi dan dibereskan seiring status desa wisata rintisan yang disandang.

Shinta N, dari  Sudin Parekraf Jakarta Utara mengatakan soal infrastruktur sudah menjadi catatan, yakni adakah jalan yang berbeda untuk jalan kontainer dengan jalan perumahan. Selain kemungkinan solusi untuk menggunakan kereta untuk mengganti truk yang lewat di Kampung Tugu.

"Kami mendedikasikan rumah ini menjadi Living Museum, sehingga agar  semua orang bisa datang bisa meihat dan mendapatkan informasi yang benar. Karena kalau datang ke tempat lain, misalnya ke gereja bertemu orang yang tidak tahu sejarah Tugu," kata Atrhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun