Membuat sebuah karya seni rupa, tak melulu harus menggunakan bahan mahal atau sulit didapat. Sebaliknya, hanya dengan daun, bunga, dan ranting yang ada di sekitar rumah pun bisa. Dengan menggunakan teknik antotipe (anthotype) dan cyanotype, dapat tercipta hasil seni yang menarik di atas kertas dan kanvas.
“Itu, hasilnya bagus,” kata Rahmat Koes, salah seorang mentor voxel art dalam kegiatan Antotype dan dan Cyanotype Experiment, yang merupakan bagian dari Visual Art Mini Workshop, yang diadakan di Ruang Garasi, Jl Gandaria, Jakarta Selatan, Minggu 24 September 2023.
Kedua tangan saya memegang beberapa hasil karya yang dibuat dengan menggunakan teknik anthotype dan cyanotype. Senang melihat karya yang saya buat cukup berhasil baik meskipun belum sempurna.
Beberapa karya para peserta Koteka Trip X malah tidak keluar sama sekali hasilnya, baik secara bentuk motif daun ataupun warna pada kertasnya. Tak apa, namanya juga eksperimen yang baru pertama kali dilakukan. Mencoba langsung tetap yang terbaik karena eksperimen selanjutnya bisa lebih baik.
Meski begitu, saya tetap terpesona dengan cetakan bentuk daun, terutama daun pepaya yang tampak jelas tertera pada kertas berwarna kuning lebih muda. Karya yang saya buat pertama kali dengan menggunakan cara anthotype.
Terutama, pada hasil menarik yang terlihat di atas kertas dan kanvas biru tua berupa beberapa motif daun berwarna biru lebih muda. Sebuah print making dengan menggunakan cyanotype memunculkan warna biru (cyan) yang memberikan kesan keindahan tersendiri.
Membuat seni Anthotype dan Cyanotype, Siapapun Bisa!
Baik anthotype maupun cyanotype merupakan pencetakan (print making) memanfaatkan panas sinar matahari. Cara ini bukanlah hal yang baru pada bidang fotografi. Bahkan sudah berlangsung berabad-abad.
Keduanya hadir pada kurun waktu yang berdekatan. Saat tahun 1842, ilmuwan Inggris Mary Sommerville mempresentasikan penemuannya anthotype pada Sir John Herschel, ahli fisika sekaligus astronom yang memperkenalkan teknik cyanotype.