Pandemi belum usai. Virus mutasi corona yang disebut lebih mudah menular, telah muncul di berbagai negara. Virus mutasi ini, bahkan sudah sampai di negeri tetangga Singapura.Â
Lebih mudah menular? Kalimat itu saya garis bawahi. Tayangan di berbagai layar kaca mengenai virus mutasi corona ini, semakin membuat mata melebar.Â
Duh, hanya berjarak beberapa rumah, ada tetangga yang baru saja sembuh dari COVID-19. Â Dua anggota keluarga di rumah itu baru saja selesai menjalani karantina di Mangga Dua.Â
COVID-19 masih ada. Jumlah mereka yang positif semakin berjarak dekat pada masa transisi di Jakarta. Sebagian di antaranya merupakan OTG ( Orang Tanpa Gejala).Â
Terakhir, satu keluarga yang berada di lain RT (Rukun Tetangga) terkena. Hingga kini, mereka kabarnya masih berada di Wisma Atlet Kemayoran.Â
Lalu kenapa muncul virus mutasi? Kenapa harus ada lagi? Berapa banyak lagi yang bisa terkena?Â
Ups, wajar saja warga negara asing (WNA) dilarang masuk Indonesia mulai tanggal 1 Januari. Hal ini merupakan upaya mencegah penularan varian baru virus corona.Â
Virus mutasi yang pertama dideteksi di Inggris dan baru diumumkan pada 20 Desember lalu, kini tak hanya di Eropa. Menyelusup terdeteksi ke Asia, bahkan hingga Singapura, yang dibawa oleh seorang pelajar dari Inggris.Â
Memang, saat ini di Indonesia belum ada laporan varian baru virus corona asal Inggris. Seperti dikutip dari Kompas.com, walaupun belum terdeteksi di Indonesia, ahli virus Sidrotun Naim mengatakan, bukan berarti varian virus baru belum masuk ke Indonesia.Â
Pemerintah pun menyatakan telah melakukan berbagai upaya untuk memitigasi penyebaran varian virus. Karantina, wajib dilakukan bagi mereka yang baru datang dari luar negeri.