Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bermaaf-maafan di Hari Kemenangan, Kosong sama Kosong ya!

22 Mei 2020   23:10 Diperbarui: 22 Mei 2020   23:00 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari raya idul fitri selalu identik dengan silahturahmi dan bermaaf-maafan. (dok.windhu)

Ucapan-ucapan yang disampaikan melalui pesan singkat di SMS ataupun whatsapp belum tentu bukanlah dari hati yang sebenarnya. Sekedar rutinitas yang memang harus dilakukan saat hari raya idul fitri. Copas dari kiriman yang satu, lalu dikirimkan lagi ke teman lainnya. Ada yang begitu?

Padahal, kata maaf yang tulus dapat meningkatkan hubungan sosial antara satu orang dengan orang lainnya. Mampu memaafkan berarti sesorang sudah sanggup melepaskan rasa kecewa, rasa tidak suka, marah, dendam, dan pikiran-pikiran negatif.

Kalau mampu memaafkan, rasa positif dalam diri pun meningkat. Lebih merasa tenang dan damai. Tubuh menjadi lebih sehat. Pikiran dan hati pun menjadi lebih lapang. Kecurigaan terhadap seseorang pun berkurang.

Makna kemenangan yang diraih saat saling bermaaf-maafan adalah mampu melepas rasa ego dan merendahkan hati. Ini suatu hal yang penting karena dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar seseorang bisa memberikan pengaruh baik dan pengaruh buruk.

Hari raya idul fitri memang saat yang tepat untuk saling mengucapkan maaf memaafkan. Melepaskan ganjalan yang mungkin masih tersisa di hati. Rasa tidak suka yang bisa saja masih terpendam. Namun, berdamai dengan orang lain dan diri sendiri diperlukan.

Mengungkapkan permintaan maaf kepada orang lain sebenarnya tidak perlu menunggu hingga lebaran tiba. Pengalaman saya, saat mengucapkan maaf lebih dulu meskipun tak yakin ada kesalahan yang diperbuat, membuat kawan yang berpikiran negatif dan mengeluh panjang lebar akhirnya mau mengerti. Perselisihan pun dapat dihindari. 

 Memulai lebih dulu untuk meminta maaf justru membuat pikiran lebih positif.  Melakukannya dengan hati tulus dan ikhlas membuat lebih tenang. Orang lain akan mampu merasakannya.

Ingat saja jika tindakan, perkataan, dan pikiran yang dimiliki belum tentu menyenangkan buat semua orang. Jadi ngga perlu gengsi menjadi yang mengawali  permintaan maaf. Pantas saja momen saling memaafkan saat lebaran selalu bikin rindu dan haru. Berkunjung dari rumah ke rumah untuk saling memafkan sangat menyenangkan. Sayangnya, lebaran tahun 2020 ini kemungkinan besar tidak akan ada halal bihalal akibat pandemi. 

Nah terkait dengan hari raya idul fitri 1441 Hijriah, meski tak bertemu muka secara langsung, saya ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarrnya atas semua kesalahan yang tidak disengaja karena saya hanya manusia biasa. Bermaaf-maafan, kita kosong sama kosong  ya kawan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun