Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

4 Cara Redakan Amarah dan Seteru untuk Menangkan Ramadanmu

26 Mei 2019   16:22 Diperbarui: 26 Mei 2019   16:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkatan emosi setiap orang berbeda. Namun, marah lebih banyak menimbulkan hal negatif. (sumber gambar : hellosehat)

Bisa jadi, bulan ramadan tahun 2019 ini potensi untuk marah dan berseteru lebih besar. Bukan hanya lantaran kemungkinan bertemu dengan seseorang yang mengesalkan atau bersentuhan dengan sesuatu yang menjengkelkan. Namun, lebih dari itu jika mengikuti timeline media sosial yang beredar.

Di bulan yang  ada di tahun, yang disebut-sebut sebagai tahun politik, persedian sabar benar-benar mesti ditingkatkan. Bukan hanya bisa timbul emosi karena masalah sehari-hari. 

Terkadang, informasi dan pemberitaan, terutama di media sosial yang belum tentu benar bisa memancing. Ada yang bernada hasutan, fitnah,  berita bohong, hoax, dan ujaran kebencian

Tingkatan emosi setiap orang berbeda. Namun, marah lebih banyak menimbulkan hal negatif. (sumber gambar : hellosehat)
Tingkatan emosi setiap orang berbeda. Namun, marah lebih banyak menimbulkan hal negatif. (sumber gambar : hellosehat)

Bahkan, di bulan ramadan ini terjadi peristiwa kerusuhan yang bisa memancing emosi. Bukan hanya karena peristiwa itu sendiri terjadi saat bulan puasa, melainkan karena di Jakarta sebagai tempt tinggal, pengalihan jalur transportasi membuat lebih lelah.

Saat itu, untuk pengguna kendaraan umum, rute bus Trans Jakarta hingga Commuter line berubah.  Tidak berhenti di setiap halte selama beberapa hari. Untuk pulang harus memutar jauh. Buat pengguna kendaraaan pribadi, juga tak jauh beda. Harus berputar-putar melewati jalan yang diperbolehkan untuk dilewati.

Sampai di rumah lelah yang terasa, sehingga lebih mudah emosi. Belum lagi munculnya rasa was-was, khawatir, dan terselip rasa takut. Ditambah rasa sedih dan pasrah saat tahu harus mengalami kerugian, seperti yang dialami penjual ayam bakar langganan saya, dekat fly over Slipi yang dagangan ayam dan nasinya tidak terjual. Itu belum termasuk kepedihan keluarga korban jiwa kerusuhan.

Marah dan Seteru Untuk Apa?

Kemarahan dan seteru itu muncul karena apa dan untuk apa?  Banyak alasan yang menyebabkan kenapa orang mudah marah. Bisa karena kecewa, takut, tersinggung, sedih, terluka, tidak terima, dan tersakiti. Marah akibat suatu hal tidak sesuai dengan yang diinginkan atau yang direncanakan.   

Sebenarnya marah merupakan emosi yang sehat, seperti halnya menangis dan tertawa. Setiap orang memiliki tingkatan emosi yang berbeda dalam menyikapi sesuatu. Marah yang berlebih membuat orang menjadi berseteru dengan orang lain.

Kenapa harus marah? Cari penyebab kemarahan timbul (sumber:fimela.com)
Kenapa harus marah? Cari penyebab kemarahan timbul (sumber:fimela.com)

Namun, orang yang mudah marah dan tersinggung bisa menimbulkan aura negatif yang memicu stres dan berdampak buruk bagi lingkungan tempatnya berada. Saat  kesal, jengkel, gelisah, dan rasa kecewa menguasai, lebih mudah berubah menjadi frustasi. Menjadi lebih tidak toleran terhadap orang lain.

Mengenai marah, Abu Hurairah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang kuat bukan diukur dengan bertarung. Orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Seperti dikutip dari RepublikaOnline, yang mengutip  Ensiklopedia Alquran disampaikan bahwa pada suatu hari, seorang Muslim bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apa yang dimaksud dengan bertarung wahai Rasulullah?"

 Beliau menjawab, "Pertarungan sesungguhnya adalah jika seseorang marah lalu amarahnya makin memuncak, wajahnya memerah, dan kulitnya merinding, dan pada saat itulah ia mampu menaklukkan amarahnya." (HR. Ahmad bin Hambal)

Rasulullah SAW pun memberikan nasehat kepada kita agar dapat mengendalikan kemarahan. Salman al-Farisi ra berkata, "Janganlah marah! Kalaupun Anda marah, kendalikan lisan dan tangan Anda."

Jadi, mengendalikan marah memang harus dilakukan oleh setiap orang, Meningkatnya emosi yang tak tepat lebih banyak menimbulkan hal negatif, seperti permusuhan. Penyelesaiannya belum tentu cukup dengan sekedar berjabat tangan dan dalam waktu yang singkat.

Lebih banyak beribadah untuk menghindari amarah (dok.windhu)
Lebih banyak beribadah untuk menghindari amarah (dok.windhu)

Meredakan Marah, Bagaimana Caranya?

Datangnya bulan ramadan, sesungguhnya momen yang tepat untuk mengendalikan marah dan munculnya perseteruan. Berpuasa bukan sekedar menahan rasa lapar dan haus.

Sejak kecil dulu, orang tua selalu mengajarkan saat bulan suci setan-setan diikat.  Namun, kenapa masih timbul marah? Jawabnya terletak pada pengendalian diri yng harus lebih ditingkatkan.

Nah  menurut saya, ada beberapa cara yang dapat meredakan marah dan seteru selama bulan ramadan, yakni :

1. Menghindari penyebab marah dan seteru

Langkah terbaik adalah dengan mencari tahu penyebab yang membuat emosi meningkat. Pikirkan biasanya apa yang membuat hati tak nyaman, tersinggung dan marah.  Ingat-ingat reaksi yang muncul saat bersentuhan  dengan sesuatu, lebih banyak negatif atau positifnya.

Nah agar marah tidak muncul dan seteru tidak terjadi, menghindari penyebab marah dan seteru harus dilakukan. Sebisa mungkin menjauhkan diri dari sesuatu yang bisa membangkitkan marah dan seteru.

2. Perbanyak Ibadah

Saat bulan ramadan, banyak ibadah yang bisa dilakukan. Tidak sekedar berpuasa dan melaksanakan salat tarawih, yang tidak ada di bulan lainnya. Memperbanyak ibadah, baik ibadah kepada Allah maupun saat  bersama dengan sesama manusia harus dilakukan.

Apa saja ibadah di bulan puasa yang bisa dilakukn selain puasa dan tarawih? Ada salat sunah, salat tahajud, salat tarawih. Perbanyak mengaji, alhamdulillah jika bisa khatam.  Belajar memahami arti dari ayat yang dibaca.

Di sepuluh hari terakhir, bisa menyempatkan diri dengan melakukan ibadah iktikaf, yakni bermalam di mesjid. Disitu, semalaman bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masjid.  

 Untuk sesama manusia, perbanyak kegiatan sosial seperti misalnya memberikan hidangan berbuka dan makanan sahur untuk berbuka. Terlibat dalam kegiatan berbuka puasa dengan anak yatim dan memberikan bantuan sembako, merupakan salah satu contoh untuk memperbanyak ibadah.

Perbanyaklah ibadah di bulan ramadan, sehingga peluang untuk marah berkurang (dok.windhu)
Perbanyaklah ibadah di bulan ramadan, sehingga peluang untuk marah berkurang (dok.windhu)

3. Salurkan Lewat Hobi dan Kegiatan Bermanfaat

 Saat merasa ingin marah, segera menarik napas lebih dalam dan menghembuskannya perlahan supaya lebih tenang. Perbanyak istighfar untuk meminta ampun pada Allah.

Selama bulan ramadan, salurkan emosi melalui hobi yang disukai. Alihkan emosi yang mulai negatif pada kegiatan bermanfaat. Hobi yang bisa dilakukan cukup banyak, bisa menggambr, melukis, menulis, dan lainnya

Kegiatan positif yang bisa dilakukan pun beragam, bisa dengan berjalan-jalan ke suatu taman ataupun berolahraga yang ringan selama bulan ramadan.

4. Menyaring informasi dan berita  

Saat menerima informasi dari seseorang ataupun  menemukan berita yang tidak berkenan, janganlah langsung mengedepankan emosi. Saring dan cari tahu dulu kebenarannya. Jangan sedikit-sedikit terbawa emosi.

Jika ada suatu hal pelik yang bisa membuat  marah, bisa juga dengan meminta saran orang dekat yang bisa dipercaya. Sebisa mungkin membatasi untuk membaca dan menerima informasi atau berita yang tidak bermanfaat dan memancing emosi negatif, baik dari media sosial, media elektronik, dan media cetak.

Batasi melihat hal-hal yang bisa membuat emosi marah terpancing, termasuk di media sosial (dok.windhu)
Batasi melihat hal-hal yang bisa membuat emosi marah terpancing, termasuk di media sosial (dok.windhu)

Mengalah Untuk Menang

Pernah dengar ungkapan mengalah untuk menang? Mengalah itu bukanlah berarti kalah. Mengalah menunjukkan kebesaran hati. Mengalah justru merupakan langkah untuk menuju kemenangan.  Rasulullah Muhmammad SAW pun selalu mengajarkan untuk bersikap mengalah untuk menang.Menahan diri untuk lebih bersifat sabar dan selalu berlaku lembah lembut. 

"Barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menjaganya. Dan siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan memberikan kesabaran. Dan seseorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran.' (HR Bukhari dan Muslim).

Jadi dengan menahan diri bersabar,  belajar memaafkan, meredakan marah dan kemungkinan berseteru. Menjauhi hal yang menyebabkan marah, juga  merupakan kunci untuk meraih kemenangan di bulan ramadan. Mari redakan amarah dan seteru di bulan ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun