Jika ingin menyantap kolak pisang dan kolak ubi, biji salak, pacar cina, bubur candil, juga ada. Jika ingin yang beda, cobalah es pisang hijau yang pejualnya dua gadis manis berhijab. Dijual per gelas Rp.10.000, pembelinya cukup banyak mengantri.
Kalau suka berbuka dengan minuman yang dingin. Ada es cendol  Bandung. Ada juga es sirup soda, es sirsak, es mangga gedong, dan es buah. Tidak ketinggalan, ada kelapa muda yang  buahnya langsung dibacok untuk dibuka, jika ada yang ingin membeli.
Kelapa muda dijual per satuan Rp.10.000. Membayangkan segarnya saat diminum bersama setelah beduk berbuka puasa, saya langsung membeli dua bungkus untuk dibawa pulang. Ah, asyiknya.
Mencari makanan dan minuman pembuka di Jalan Panjang, yang cukup banyak ragamnya ini mau tidak mau uang yang berpindah tangan pun cukup banyak. Rata-rata satu pembeli minimal membeli sekitar Rp. 20.000 hingga 30.000-an di satu meja penjual, yang menyediakan aneka ragam makanan dan minuman. Jika sekaligus membeli aneka minuman berbuka, tentu minimal Rp.100.000 untuk belanja.
Ups, masih ada yang tertinggal. Somay yang wangi ikannya tercium pun ada. Tiba-tiba saya ingin dimsum. Sayangnya, dimsum Bulungan itu sudah tinggal sedikit. Padahal masih jam 17.00. "Sudah habis, mbak. Ini punya ibu itu," bapak penjualnya mengarah pada seorang ibu yang sedang menunggu di samping gerobak.
Baiklah, saya mencari makanan yang lain saja untuk dibawa pulang dan disantap berbuka. Menyusuri jalan panjang dari ujung satu ke ujung lainnya, tempat para penjualnya berjajar panjang tanpa terasa dilalui. Tahu-tahu tas penuh dengan jinjingan berisi makanan dan minuman.
Kemacetan yang terjadi sejak pukul 15.00 hingga selesai  waktu berbuka adzan Maghrib, bukanlah penghalang untuk kaki melangkah. Berdesakan, antri, dan saling cepat memilih makanan berbuka, tidak apa-apa. Bunyi-bunyi klakson biarkan saja. Suara orang ramai tawar menawar dengarkan saja.
Berburu takjil di Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat hanya sekali dalam satu bulan. Hanya ada selama bulan ramadan, pinggiran jalan raya digunakan untuk berjualan takjil selama satu bulan penuh, secara berbaris memanjang. Jadi nikmati saja semuanya mumpung ada kesempatan. Di rumah, sudah ada yang menanti untuk berbuka puasa bersama dengan takjil yang dibeli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H