Tatanan sosial masyarakat telah menempatkan posisi lelaki sebagai kepala rumah tangga. Laki-laki adalah pencari nafkah dengan kedudukan yang  tak jarang dianggap lebih tinggi dari perempuan. Posisi perempuan juga tak jauh dari pekerjaan domestik, melayani suami dan mengasuh anak.
Setelah menikah, tak jarang perempuan sebagai istri harus memenuhi permintaan suami untuk berada di rumah. Mengurus rumah tangga. Ya, karena itulah dalam kartu tanda tanda penduduk, umumnya tertulis : Mengurus Rumah Tangga , selain tiga kata Ibu Rumah Tangga. Â Â
Tidak ada yang salah menjadi ibu rumah tangga, asalkan memang merupakan kesepakatan yang dilandasi kerelaan untuk kebahagiaan. Kenyataannya semakin modern zaman, banyak perempuan saat ini  yang justru menjadi pencari nafkah. Bekerja dan menduduki  jabatan tinggi di suatu perusahaan.
Sementara saat ini, tak sedikit laki-laki yang harus berada di rumah tangga dan harus menerima dan mengizinkan istrinya untuk bekerja demi keberlangsungan rumah tangga.
Meski di luar negeri alias negara-negara barat, status perempuan sebagai pencari nafkah  (breadwinner) dan laki-laki sebagai bapak rumah tangga merupakan hal biasa dan jumlahnya meningkat, tak demikian halnya di Indonesia. Fenoma sosial ini belum sepenuhnya bisa diterima masyarakat dan para lelaki.
Jadi Bapak Rumah Tangga
Namun, inilah yang harus dialami oleh  tiga laki-laki, yakni Afandi (Tora Sudiro), Richard (Tanta Ginting) dan Jay (Adipati Dolken). Ketiganya merelakan istrinya masing-masing untuk bekerja untuk menyelamatkan keuangan keluarga dalam film Tiga Dara 2 produksi MNC Pictures, yang sudah tayang di jaringan bioskop di seluruh Indonesia mulai 25 Oktober 2015. Â
Baca Juga : Belajar Menghargai Perempuan Lewat Tiga Dara
Semua itu tak lain lantaran perilaku tiga bapak ini yang masih terkesan meremehkan perempuan, sehingga harus mengalami 'kutukan kembali' jadi bapak rumah tangga. Para istri yang bekerja di luar rumah menjadi wanita karir.
 Buat yang  pernah menonton  film Tiga Dara pada tahun 2015,  pasti akan tahu kisah tiga lelaki yang suka merendahkan perempuan. Saat itu, ketiganya dikutuk menjadi perempuan oleh seorang perempuan berprofesi  waitres karena merasa dilecehkan.
Dalam film Tiga Dara yang pertama dengan sutradara Ardy octavian, kutukan yang diterima Afandi, Richard, dan Jay telah mengubah  ketiganya merasa jadi perempuan. Dalam film Tiga Dara 2, masih mengangkat  tema yang sama meski kali ini berbeda sutradara. Sehingga, film yang disutradarai Monty Tiwa ini tetap bisa ditonton walau belum pernah menonton Tiga Dara sebelumnya.  Â