Kamu tahu apa yang membuat pagimu tiba-tiba berubah? Ya, saat ada sebuah dering telepon dari seorang kawan menanyakan kabarmu. Kawan yang mengenalmu belasan tahun lamanya dan pernah menghabiskan waktu bersama dalam sebuah kegiatan dalam lingkup yang sama.
Meski kini jarang  bertemu kecuali mengandalkan kekuatan chatting di salah satu media sosial bernama whatsapp, pertemanan akan tetap ada. Setidaknya, pagi itu tiba-tiba kawan perempuan akrab ini menelepon dari smartphone-nya.
Ingin bertemu. Ada sesuatu yang ingin disampaikannya. Pagi itu, perempuan cantik itu datang dengan anak laki-laki semata wayangnya yang langsung menyapa,"Halo, tante."
Ah, sudah besar dia sekarang. Beberapa bulan tak bertemu cepat sekali besar. Wajarlah, usia anaknya hanya terpaut satu tahun dengan keponakan, yang kini bahkan sudah TK besar.
"Aku nggak lama. Aku cuma mau kasih ini," katanya, sambil mengulurkan sebuah tas kertas tentengan berwarna cokelat.
"Hei, apa ini?" tanyaku. Dia tertawa. "Buatmu. Supaya jadi perempuan solehah!" katanya, di antara percakapan menanyakan kabar kedua orang tua.
Biasanya saat lebaran, kawan perempuan ini  bersama anaknya akan datang dan ikut mencicipi makan ketupat sayur. Tak menolak dengan suguhan sederhana hari raya Idul Fitri di rumah yang mungkin sangatlah biasa dan juga bisa ditemuinya dimana-mana. Ikut memotong ketupat yang  terbungkus anyaman daun kelapa.  Â
Biasanya, dia akan mengangguk-angguk dan berkata,"Enak rasanya. Semuanya enak." Entahlah dia itu memuji atau sungkan kepada tuan rumah. Namun, aku bisa menjamin jika masakan ibu pastilah enak.
Ibu pandai memasak untuk hidangan lebaran. Satu-satunya yang agak sering mendapat protes hanyalah rasa sambal yang selalu cenderung manis, teradaptasi lidah khas asal Jawa. Rendang, opor ayam. Sambal goreng kentang dan hati, dan sayur  ketupat.
Berpadu dengan kerupuk udang atau emping, lengkap rasanya hidangan lebaran  Sungguh indahnya hari raya dengan makan enak bersama. Sedikit manisan kolang kaling yang hanya kadang-kadang dibuat saat lebaran, menjadi penutup lebaran saat itu.
Pagi itu, kawan akrab perempuan bersama anaknya itu datang memberikan sebuah bingkisan hari raya. Mungkin sedang ada perlu, karena tak lama setelah itu segera beranjak masuk ke kendaran roda empat miliknya, yang disetirnya sendiri.