Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Halal Itu Baik Buat Saya Sebagai Konsumen, Untung Buat Produsen

7 November 2017   23:08 Diperbarui: 7 November 2017   23:26 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soal hidangan, umat muslim pasti memilih yang halal (dokpri)

SUASANA  sebuah pusat  perbelanjaan yang ada di Jakarta Selatan, semakin lama semakin ramai pengunjung. Sore itu, saya janjian bertemu dengan salah seorang teman lama. Ah kangen sekali, akhirnya kesampaian juga secara nyata. Biasanya kami hanya berkabar lewat telepon, whatsapp, atau sekedar saling memantau perkembangan melalui media sosial.

Wajah kami sama-sama ceria. Berkeliling melihat toko-toko yang ada di pusat perbelanjaan memang selalu menyenangkan buat perempuan. Ada saja yang bisa dilihat meski tak selalu dibeli.

Lama kelamaan, perut kami mulai merasa keroncongan. Lapar. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk menepi ke food court untuk mengisi perut. Tentu saja, alasannya lebih banyak  aneka makanan yang bisa kami temukan. Tentunya harganya juga masih terjangkau oleh kantong dan soal kualitas rasa cukup enak.

Keputusan yang tepat. Kami tinggal memilih salah satu resto/kedai yang akan menyediakan menu santap makan malam kami. Saya menuju ke salah satu tempat untuk memesan sepiring nasi ayam dan sambal.

Namun, teman saya terdiam dulu sebelum akhirnya berkata,"Win, mumpung disni, saya mau pesan yang lain. Boleh saya pesan makanan non halal?"

Hidangan yang sudah terbukti halal akan membuat yang menyantapnya merasa aman dan nyaman (dokpri)
Hidangan yang sudah terbukti halal akan membuat yang menyantapnya merasa aman dan nyaman (dokpri)
Saya pun mengangguk. Teman saya pun segera berlalu ke kedai makanan yang menyajikan non halal di foodcourt itu. Duduk berhadapan, dua piring sudah terhidang di atas meja. Satu untuk saya dan satu untuk teman saya. Satu makanan halal dan satu lagi makanan non halal.

Tak menunggu lama. Setelah sama-sama berdoa dengan ajaran agama masing-masing , kami pun mulai menyantap makanan yang ada. Kami berdua adalah sobat lama yang berbeda agama. Belasan tahun berteman akrab, kami saling menghargai satu sama lain. Seperti halnya menyangkut makanan halal dan non halal.

Teman saya akan selalu mengingatkan jika makanan yang saya pilih tidak memenuhi unsur halal bagi seorang muslim. Saya pun tak mempermasalahkan bila teman saya sedang menginginkan menyantap makanan non halal karena dia non muslim.Seperti halnya malam itu.

Untunglah di food courtpusat perbelanjaan tempat kami bertemu ada kedai-kedai  yang menyajikan makanan halal dan non halal. Jadi, tidak sulit bagi kami untuk tetap bisa kenyang tapi sama-sama bisa menikmati makanan yang diinginkannya.

Ya, saya tak khawatir dengan menu halal yang saya pilih dan saya santap malam itu karena di kedainya memperlihatkan tanda halal. Teman saya pun memilih kedai yang berbeda, yang menyajikan makanan non halal sesuai dengan keinginannya.

Label halal dan logo MUI ini yang harus ditemukan dalam setiap kemasan (dokpri)
Label halal dan logo MUI ini yang harus ditemukan dalam setiap kemasan (dokpri)
Memaknai Halal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun