Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

7 Hal yang Perlu Diketahui dari Proyek MRT di Angka Pengerjaan 74 %

13 Juli 2017   02:12 Diperbarui: 13 Juli 2017   15:33 4925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur layang MRT (sumber:materijakartamrt)

Bila tanah untuk keperluan pembangunan Stasiun Haji Nawi tak segera bisa dibebaskan, sudah dipastikan stasiun Haji Nawi tidak dapat dioperasikan karena tidak bisa dilakukan pembangunan tiang struktur stasiun.

Mengenai pembebasan tanah, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memenangkan sebagian gugatan warga pada tanggal 4 Juni 2017 lalu. Pemerintah provinsi DKI Jakarta yang diharuskan membayar ganti rugi sebesar Rp. 60 juta per meter persegi, akhirnya melakukan banding.

Pembangunan MRT semula harus membebaskan 136 lahan kritis. Kini sebanyak 110 sudah bisa dibebaskan karena terjadi kesepakatan harga. Selain itu, sebanyak 26 lahan yang tidak setuju sudah diajukan ke pengadilan dengan proses berjalan. Sehingga sebenarnya hanya ada 4 masalah pembebasan empat bidang tanah di H Nawi. Ketetapan hukum sangat dinantikan agar proyek MRT bisa berjalan lancar.

3. Optimis MRT Bisa Beroperasi Maret 2019

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar optimis rencana operasional MRT pada Maret 2019 dapat tercapai. Bila melalui sepanjang Jl. Fatmawati, Blok M ke arah selatan sejak pekan pertama Juli, jalanan sudah mulai terasa lebar. Sejumlah pagar pengamanan sudah mulai dihilangkan.

Masalah pembebasan tanah di H Nawi ini diyakini tidak akan mengganggu pembangunan konstruksi jalur kereta secara keseluruhan. Stasiun-stasiun lain tetap akan bisa diselesaikan pengerjaannya. Sehingga, kata Direktur Konstruksi PT MRT Silvia Halim, operasional MRT tetap bisa berjalan dan melayani penumpang, walaupun Stasiun H Nawi belum selesai.Pengoperasian MRT nantinya mengacu pada standar internasional

Jalur layang MRT (sumber:materijakartamrt)
Jalur layang MRT (sumber:materijakartamrt)
4. Berfokus pada Prasarana, Sarana, dan Pengembangan Bisnis

Tahun lalu, proyek pembangunan MRT masih berfokus pada prasarana. Tahun ini, sejalan dengan pembangunan Infrastruktur, kegiatan operasi dan pemeliharaan mulai disiapkan, dan pengembangan kawasan bisnis khususnya stasiun disiapkan.

Kenapa hal ini dilakukan? Sebab, bila hanya mempersiapkan infrastruktur tetapi tidak menyiapkan sarana dengan baik, maka pelayanan tidak akan baik. Sebaliknya bila dipersiapkan dua hal ini tapi pengembangan kawasan di sekitar stasiun tidak dikelola, yang akan terjadi adalah nilai ekonomi dari tranportasi tidak akan dikapitalisasi dengan baik.

Menurut Wiliam, MRT ingin bisa memaksimalkan kapitalisasi ekonomi yang hadir. Nilai ekonomi yang lahir dari adanya investasi MRT. Itulah karenanya, saat prasarana sedang dibangun, sekaligus disediakan sarana, dan dipersiapkan pengembangan properti dan bisnis di kawasan stasiun dan sekitarnya. Ketiganya berjalan bersamaan.

5. Sudah Memulai Pemasangan Interior  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun