Travel brings power and love back into your life.
- J Rumi -
Benarlah setidaknya yang disampaikan oleh penyair sufi Rumi. Perjalanan dapat mengembalikan kekuatan dan cinta dalam hidup. Banyak hal yang bisa ditemui sepanjang kaki melangkah, membangkitkan senyum, dan keberanian saat bertemu dengan orang-orang baru.
 Dengan perjalanan, secara perlahan luka dapat sembuh. Terlebih bila bertalian dengan sebuah peristiwa pahit, yang menempatkan posisi perempuan pada titik lemah akibat tekanan sosial dan pandangan masyarakat adat.
Semua itu tergambar dari tayangan film berjudul Salawaku. Perjalanan masing-masing dari para tokoh dalam film Salawaku yang akhirnya mempertemukan mereka, ternyata mampu mengobati luka. Keindahan alam Pulau Seram, Ambon melengkapi kesembuhan yang berawal dari sebuah pencarian.
Suatu pagi, di sebuah sekolah dasar di dusun kecil Pulau Osi. Seorang anak lelaki berusia 10 tahun terlibat perkelahian dengan kawannya hingga harus dilerai para guru. Salawaku (Elko Kastanya) yang masih menggunakan seragam sekolahnya tidak menerima olok-olok kawan.
Bocah sepuluh tahun ini pun merasa bingung. Tiba-tiba saja harus kehilangan Bainaya (Raihaanun), satu-satunya kakak perempuan yang dimilikinya. Kakaknya pergi begitu saja tanpa ada pesan. Padahal kedua orang tua sudah tiada.
 Mencari Binaiya
Salawaku yang kerasa kepala dan agak badung tak ingin hidup sendirian atau tinggal bersama orang lain. Pada suatu malam, Salawaku mencuri sebuah sampan milik pemuka adat. Tekadnya bulat. Ingin mencari Binaiya, yang diketahuinya berada di Piru, ibukota Seram Barat.