Pergelaran  wokshop terakhir Yayasan Puri Kauhan Ubud(YPKU)  digelar pada 6 Juni 2021 secara daring yaitu untuk memberikan semangat kepada para peserta lomba penulisan sastra Bali dengan tema Sastra Saraswati Sewana Pemarisudha Gering Agung. Acara dibuka oleh Pembina YPKU bapak A.A Bagus Ari Brahmanta.
"dengan sastra ini kita bisa membuat gagasan anak-anak muda untuk mencintai budaya dan menjadikan sastra sebagai sebuah identitas budaya." Sambutnya.
Sastra Kawi Bali adalah sebuah tulisan berbahasa Bali yang mengandung banyak makna di dalamnya. Semua orang mampu menulis sastra kawi apabila mampu memahami teori bagaimana cara penulisan yang benar. Entah itu mengambil ide dari alam, gagasan dari membaca buku dan sebagainya dan tentunya jika didasari dengan niat maka sastra tersebut akan lahir seperti bunga yang mekar secara perlahan. (prwt'01)
Salah satu seniman Bali yang kerap di kenal dengan panggilan Bu Mas, memberikan materi mengenai sastra ngawi satua (menulis cerita) dalam workshop kali ini. Beliau mengatakan bahwa " ketika kita mulai menulis maka aka nada proses yang berjalan di dalamnya, sama halnya seperti bunga yang sedari pucuk menjadi mekar dan besar. Enta bersumber dari mana gagasan penulisnya, jika ditekuni maka akan terciptalah tulisan karya seni."
Dalam sebuah sastra sama halnya dengan tarian harus ada wirasa, wiraga dan wirama dalam penciptaannya, entah itu tema, isi, maupun alur sastranya harus jelas dan mampu dipahami oleh penikmat sastra itu sendiri. Teori semacam ini perlu dikuasai oleh pencipta agar mempermudah proses penciptaan sastra yang ingin dibuat. (prwt'01)
Ria Parwati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H