Mohon tunggu...
Ni Kadek Ria Oktaviani
Ni Kadek Ria Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life is music

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sarana Upacara yang Menjadi Ciri Khas di Hari Raya Kuningan

18 November 2021   16:25 Diperbarui: 20 November 2021   09:14 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Hari Raya Galungan terdapat hari raya suci yang besar bagi umat Hindu, hari suci tersebut ialah Hari Raya Kuningan. Hari Raya Kuningan merupakan lanjutan dari rentetan upacara Hari Raya Galungan yang jatuh sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan, yaitu Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan. Pada Hari Raya Kuningan, Umat Hindu akan memberikan atau menghaturkan persembahan kepada para leluhur, dan juga memohon perlindungan, kemakmuran, keselamatan serta tuntunan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam pelaksanaan atau persembahyangan Hari Raya Kuningan, dilakukan hanya setengah hari saja yang dimana dimulai dari pagi hari dan harus selesai sebelum jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena diyakini jika melakukan persembahyangan sebelum siang hari, energi alam semesta yakni kekuatan Panca Maha Bhuta (pertiwi, akasa, apah, teja dan bayu) mencapai puncaknya. Sedangkan setelah siang hari energi tersebut sudah kembali ke asalnya atau bisa dikatakan sudah memasuki masa pralina serta para Pitara, Bhatara dan Dewa sudah kembali ke surga.

Seringkali kita lihat, ketika pada hari raya Kuningan pasti terdapat nasi kuning yang terdapat pada banten (sesaji) yang akan dihaturkan ketika melakukan persembahyangan. Sehingga nasi kuning sudah menjadi ciri khas ketika perayaan hari raya Kuningan tiba. Nasi kuning memiliki makna yaitu sebagai simbol kemakmuran yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan juga sebagai bentuk terimakasih atas telah melimpahkan rahmat-Nya untuk segala kemakmuran yang ada di dunia ini. Biasanya ibu-ibu akan membuat nasi kuning pada hari raya Penampahan Kuningan tepatnya sehari sebelum Hari Raya Kuningan.

Selain nasi kuning masih ada sarana upacara yang menjadi ciri khas dari hari Raya Kuningan seperti tamiang, endongan, sampian gantung, dan ter. Tamiang memiliki makna sebagai simbol perlindungan diri, dimana memiliki bentuk seperti perisai dan juga bentuknya yang bulat sebagai lambang penguasa sembilan arah mata angin atau yang dikenal dengan Dewata Nawa Sanga. Selain itu Tamiang juga sering diartikan sebagai roda alam yang dimaknai sebagai roda kehidupan yang selalu berputar.

Endongan merupakan sarana upacara yang menjadi ciri khas di Hari Raya Kuningan. Endongan memiliki bentuk menyerupai tas, dimana di dalam tas tersebut berisi perbekalan. 

Sehingga Endongan dimaknai sebagai simbol perbekalan. Bekal tersebut bisa berarti untuk para leluhur bahkan bisa dikatakan bekal bagi umat Hindu dalam menjalani kehidupannya ke depan. Bekal yang paling ampuh untuk menjalani kehidupan ialah jnana (pengetahuan).

Selanjutnya, ada sarana Ter yang dimana Ter memiliki bentuk seperti panah atau anak panah. Sehingga Ter merupakan simbol senjata untuk kelengkapan perang. Dalam kehidupan ini, ketenangan pikiran merupakan senjata yang paling ampuh bagi setiap individu. Dan yang terakhir ada sampian gantung yang merupakan simbol sebagai penolak bala.

Dapat kita lihat, sarana upacara tersebut lebih identik terhadap alat-alat atau senjata perang sebagai simbol bahwa kehidupan ini memang seperti peperangan, dan kita harus dapat berperang melawan keadaan demi mencapai kehidupan yang lebih baik. Selain itu, di Hari Raya Kuningan umat Hindu juga harus dapat mengendalikan dirinya atau indria yang tidak ada batasnya agar tidak mudah tergoda akan hal-hal yang tidak baik.

Ni Kadek Ria Oktaviani/2111031119/S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun