Dari informasi yang aku dapatkan baik itu dari Pak Dirman yang merupakan ketua WTC (Waha Tourism Community) Pulau Wangi-Wangi merupakan pintu masuk apabila ingin mengeksplor kepulauan Wakatobi. Aku ingat tahun 2006, aku pernah mengunjungi salah satu gugusan kepulauan Wakatobi yakni Kaledupa, kemudian menyeberang menuju Pulau Hoga. Kami menginap di resort dan free. Sayangnya, saat itu aku belum memiliki lisensi diving sehingga hanya bisa snorkeling.Â
Dalam hati aku berkata, jika suatu hari nanti aku mengunjungi Wakatobi aku ingin menyelami keindahan bawah laut.Â
Sabtu, 10 Agustus 2019. Tujuan kami adalah mengunjungi pantai-pantai yang ada di Wanci. Pantai Sousu, terus melihat-lihat resort seperti Naya Resort terus ke Patuno resort, mencari info fasilitas dari dua opsi tempat menginap tersebut.
Siangnya, teman-teman menikmati makan siang di Wasabinua Resto dan Coffee. Lokasinya berada di atas pulau batu karang kecil. Sejujurnya kawan-kawanku sepertinya lama menunggu makanan datangnya sajian makanan hingga perut lapar, sengaja diabaikan dengan menikmati keindahan alam, melezati rasa angin sepoi-sepoi.Â
Aku sempat  bertanya ke petugas restoran, bapak kok sekarang sepi yah? Bukannya di Wanci biasanya ramai wisatawan yang berkunjung? Kata petugasnya (aku lupa namanya), sekarang ini wisatawan ke Wanci mulai berkurang. Bisa saja faktor transportasi yang mahal seperti tiket ke Wakatobi yang semakin tak terjangkau.Â
Mahalnya harga tiket dan kendala akses transportasi yang paling banyak dikeluhkan oleh wisatawan lokal dan asing yang berkunjung ke Wakatobi. Belum lagi infrastruktur yang tidak memadai  menjadi tantangan yang utama dalam pengembangan pariwisata.
Dia juga menambahkan, "Penyebab dari kurangnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Wakatobi adalah faktor promosi pariwisatanya."Â
Jika aku tak salah, keberhasilan pariwisata Malaysia terletak pada promosi yang dilakukan. Pemasaran pada sektor pariwisata  dikelola oleh Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB) dilakukan sangat gencar ke seluruh pelosok negeri hingga keluar negeri. Dampaknya tentu saja mampu menjaring wisatawan baik lokal maupun luar untuk berkunjung ke Malaysia.
Terkait promosi, mungkin juga yah terkendala dengan dana. Saran sih, ke depannya diperlukan dana yang lebih banyak untuk melakukan promosi besar-besaran pariwisata. Bukankah dalam ilmu pemasaran, promosi merupakan hal terpenting dari sebuah produk. Yang aku tahu nilai beli dan jual suatu produk bisa meningkat dengan menerapkan jaringan promosi yang lebih luas dengan cara efektif  dan efisien. Sehingga ke depannya pariwisata di Wanci mampu menyaingi tempat lainnya di Indonesia bahkan negeri lain. Menjadi bahan renungan, sepertinya harus ada strategi lain untuk mendatangkan wisata.