Dalam langkah yang dinilai kontroversial, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras terhadap negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan). Trump mengancam akan mengenakan tarif impor 100% terhadap negara-negara anggota BRICS jika mereka meluncurkan mata uang tunggal yang bertujuan untuk menyaingi dominasi dolar AS.
Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran global terhadap potensi pergeseran kekuatan ekonomi dunia, terutama setelah negara-negara BRICS semakin solid dalam upaya untuk meningkatkan pengaruh mereka di pasar internasional. Mata uang tunggal BRICS, jika terealisasi diperkirakan akan digunakan untuk perdagangan lintas negara anggota, sehingga mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Motivasi Trump dan Implikasinya
Trump, yang berupaya kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden AS 2024, menganggap upaya BRICS sebagai ancaman langsung terhadap perekonomian Amerika. Dalam pidatonya baru-baru ini, ia menyatakan bahwa langkah negara-negara BRICS untuk menciptakan mata uang bersama merupakan "serangan langsung terhadap kepentingan nasional Amerika". Menurutnya, tarif 100% diperlukan untuk melindungi industri domestik AS dan mempertahankan status dolar sebagai mata uang cadangan global.
Namun, ancaman ini berpotensi memicu ketegangan perdagangan global yang lebih luas. Negara-negara anggota BRICS diperkirakan akan merespons dengan tindakan balasan, yang dapat memperburuk situasi ekonomi global, terutama di tengah ketidakpastian akibat inflasi tinggi dan ketidakstabilan geopolitik.
Tanggapan dan Analisis Ekonom
Para ekonom menyebut langkah Trump sebagai respons emosional yang dapat merugikan ekonomi Amerika. "Tarif 100% bukan hanya akan meningkatkan harga barang impor, tetapi juga menciptakan tekanan pada konsumen dan bisnis AS yang bergantung pada pasokan dari negara-negara BRICS," ujar Daniel Summers, seorang ekonom senior di Washington.
Selain itu, implementasi mata uang tunggal oleh BRICS dinilai masih menghadapi banyak tantangan teknis dan politik. Keberagaman ekonomi di antara anggota BRICS, dari segi ukuran ekonomi hingga stabilitas keuangan, menjadi penghalang utama dalam merealisasikan mata uang tunggal dalam waktu dekat.
Pengaruh Global
Jika Trump benar-benar memberlakukan tarif tersebut, implikasinya akan dirasakan jauh di luar batas AS dan BRICS. Perdagangan global dapat terganggu, dengan rantai pasokan yang lebih rentan dan kenaikan harga barang konsumsi. Di sisi lain, ancaman Trump mungkin justru mendorong negara-negara BRICS untuk mempercepat langkah menuju de-dolarisasi guna mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan Amerika.