Purwakarta, 24 Agustus 2023 - Saat ini, sampah menjadi salah satu isu penting yang menjadi masalah bagi masyarakat Desa Nagrog karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah.Â
Sehingga dalam upaya menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, masyarakat Desa Nagrog bersatu untuk melaksanakan program kerja kebersihan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, dan estetika. Selain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih, kegiatan ini juga sebagai media untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan menumbuhkan kembali budaya gotong royong yang saat ini sedikit demi sedikit mulai hilang dalam jiwa masyarakat Desa Nagrog.Â
Program ini merupakan kolaborasi antara Mahasiswa KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia 2023 dan masyarakat setempat. Kegiatan ini merupakan bentuk rasa peduli Mahasiswa KKN UPI terhadap lingkungan yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Melihat kondisi lingkungan sekitar yang berserakan, sampah menjadi salah satu permasalahan yang mencolok. Terlebih minimnya tempat sampah membuat warga kurang terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Disamping itu, karena masih minimnya ditemukan tempat sampah banyak masyarakat yang kebingungan untuk membuang sampah di sekitaran jalan di Desa Nagrog.Â
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, berbagai kegiatan telah diselenggarakan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Salah satunya adalah kegiatan "Jumat Nagrog Bersih" atau biasa disingkat dengan JUNARSIH yang melibatkan warga dari berbagai kalangan dan latar belakang. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat pagi dengan membersihkan area-area yang terlihat banyak penumpukan sampah . Namun, kegiatan "Jumat Nagrog Bersih" tidak menjamin lingkungan semakin bersih, karena masih banyak warga yang belum sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan terutama membuang sampah pada tempatnya.Â
Berdasarkan permasalahan yang ada, bentuk rasa kepedulian Mahasiswa KKN UPI ialah dengan membuat program B-Tri Recycle. B-Tri Recycle merupakan singkatan dari tempat sampah yang bernama "Botol Bekas dan Bambu". Seperti namanya, tempat sampah ini terbuat dari botol bekas dan bambu. Bahan tersebut dipilih karena Desa Nagrog memiliki potensi sumber daya alam bambu yang masih melimpah. Selain itu, disekitaran jalan dan selokan di Desa Nagrog banyak ditemukan sampah plastik berupa botol.Â
Tempat sampah berbahan dasar botol bekas dibuat dengan cara merangkainya menggunakan kawat dengan membentuk bundar. Sebelum dirangkai, botol yang telah terkumpul dicuci terlebih dahulu. Botol bekas tersebut disusun menjadi dua tingkat menggunakan kawat. Setelah itu, botol dirangkai menjadi lingkaran dengan menggunakan kawat.Â
Dalam wawancara dengan KiKi Diki Pemuda Setempat, beliau menyatakan, "Saya sangat senang dengan adanya aksi mahasiswa dalam pengadaan tempat sampah yang dibuat dari bahan bekas. Program ini membuktikan bahwa dengan bersatu dan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan mengurangi sampah yang ada di desa Nagrog."Â
Diharapkan bahwa semangat dan tekad dalam menjaga kebersihan lingkungan ini dapat terus terjaga dan menjadi contoh inspiratif bagi komunitas lain di berbagai daerah. Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan program seperti ini membuktikan bahwa setiap individu dapat berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan ramah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H