Mohon tunggu...
Rian Mubarok
Rian Mubarok Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Bercerita

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menghancurkan Stereotip: Membangun Kesetaraan Gender

11 Desember 2024   12:12 Diperbarui: 11 Desember 2024   12:09 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stereotip membangun kesetaraan gender (meta.ai)

Penulis : M.Ryan Hidayatul Mubarok, Siti Futikhat Wulandari, Fani Agustin

Mahasiswa C1ESR IAIN KUDUS

Hei, tahukah kamu apa itu kesetaraan gender?

Apa yang melatarbelakangi munculnya isu kesetaraan gender?

Lalu apakah kesetaraan gender diperbolehkan dalam Islam? Oke, mari kita bahas satu per satu.

Jadi gini, setiap manusia yang hidup di dunia ini mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing, tanpa memandang statusnya, laki-laki atau perempuan. Jadi kesetaraan gender dapat diartikan sebagai pembagian fungsi atau peran laki-laki dan perempuan seimbang dan adil. Selain itu, kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi manusia yang menjamin hak untuk hidup bermartabat, tanpa rasa takut dan berhak menentukan pilihan hidup.

Munculnya isu kesetaraan gender disebabkan adanya ketidakpuasan terhadap perlakuan terhadap perempuan yang mempunyai kesempatan terbatas dibandingkan laki-laki untuk berperan aktif dalam berbagai program dan kegiatan masyarakat lainnya, seperti kegiatan ekonomi, sosial budaya, pendidikan dll. Pembatasan tersebut berasal dari perbedaan nilai dan norma sosial yang membatasi ruang gerak antara perempuan dan laki-laki.

Menurut pandangan Islam, kesetaraan gender diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Syariah. Sebagaimana disebutkan dalam (QS. An-Nisa': 124) yang menjelaskan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah. Semua orang yang berbuat baik, laki-laki dan perempuan, akan mendapat pahala yang sama. Jadi, jelas kesetaraan gender dalam Islam diperbolehkan asalkan sesuai dengan hukum syariah.

Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap kesetaraan gender dipengaruhi oleh budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kesetaraan gender tidak hanya berarti persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, namun juga penghapusan stereotip yang menghambat peran masing-masing.

Hai teman-teman, apakah kalian sudah paham apa itu stereotip? Stereotip merupakan pandangan yang tidak adil terhadap perempuan atau laki-laki berdasarkan peran atau sifat yang diyakini secara tradisional. Perempuan yang cerdas, berpendidikan tinggi, atau sukses dalam karier sering dianggap berusaha mengalahkan laki-laki, yang mengakibatkan kurangnya dukungan untuk mereka. Selain itu, ada stereotip yang menganggap perempuan sebagai individu yang emosional, patuh, dan pasif, sedangkan laki-laki dianggap lebih logis, stabil, dan dominan, yang memperburuk ketidakadilan tersebut. Bias gender juga menyebabkan anggapan yang salah, seperti keyakinan bahwa perempuan harus mengurus pekerjaan rumah tangga dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (Ramadina, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun