Mohon tunggu...
Riani Mayang Anggara
Riani Mayang Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Komputer Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Komputer Indonesia yang hobi membaca, belajar menulis dan mencoba kegiatan baru lainnya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menelusuri Jejak Penipuan Kejahatan Melalui: Undangan Digital Pernikahan

14 Februari 2024   22:15 Diperbarui: 15 Februari 2024   21:44 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, modus penipuan undangan pernikahan digital kembali marak. Hal ini tentunya sangat meresahkan masyarakat.

Penipu online ini mengirim undangan pernikahan digital melalui aplikasi chat Whatsapp. Penipuan itu menampilkan rincian undangan tautan yang dikirimkan melalui WhatsApp yang mengarahkan pengguna ke sebuah aplikasi dengan format APK. Jika tautan itu di klik atau di download, aplikasi itu akan mencuri data informasi pribadi si pengguna. Hal itu memungkinkan penipu untuk membobol data diri sampai membobol rekening si pengguna.

Baru -baru ini pada tanggal 3 Desember 2023 peristiwa memilukan ini menimpa Perempuan yang bernama Rani seorang Perawat  berumur 32 tahun yang berdomisili di Kota Bogor, Jawa Barat. Ia menjadi korban penipuan dan peretasan melalui undangan pernikahan melalui cht di Whatsapp. Kasus ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga membuka celah keamanan terhadap data pribadi yang semestinya terjaga dan rahasia.

Kejadian itu bermula ketika Rani menerima pesan melalui Whatsapp dari nomor yang tidak dikenal. Kemudian Rani mengklik pesan tersebut yang ternyata muncul gambar undangan seperti brosur iklan.

Setelah Undangan tersebut diklik kemudian langsung di-close, sesaat kemudian Rani mendapati data dirinya muncul di layar ponsel. Sejak saat itu Rani merasa janggal kareta tiba-tiba mendapatkan undangan dari orang yang tidak ia kenal dan langsung muncul data dirinya.  Karena ia tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Beberapa saat kemudian, muncul pemberitahuan melalui aplikasi bank miliknya bahwa telah terjadi  beberapa transaksi ke rekening lain. Rani langsung panik sejak ada notif itu.

Beberapa saat kemudian, dengan rasa cemas Rani langsung membuka M-banking dan mengecek saldo, ternyata saldo yang tersisa tinggal 1 juta padahal asalnya ada 10 juta,karena ia pun tidak merasa mengirim/men-transfer uang kepada siapapun. Ia langsung menyadari bahwa ia tadi sempat membuka undangan digital dari orang yang tidak ia kenal maka ia langsung menyadari sepertinya ini penipuan , Rani pun langsung mencari tahu tentang penipuan yang terjadi dalam bentuk undangan digital di intenet. Rani tanpa berpikir panjang ia segera melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib atau kepolisian dan mencoba melakukan langkah-langkah untuk memulihkan kerugian yang dialaminya.

Tanggapan dari pihak kepolisian mereka sedang menginvestigasi kasus penipuan melalui undangan digital melalui Whatsapp ini karena sudah marak terjadi dan telah dialami oleh beberapa korban, termasuk kasus Rani yang kehilangan slado di rekeningnya akibat dari penipuan undangan digital ini.

Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan semacam ini. Pihak kepolisian juga telah melakukan kerja sama dengan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan kemanan digital.

Edukasi tentang cara menggunakan teknologi digital secara aman juga menjadi perhatian utama kami dalam mencegah kasus serupa yang terjadi di masa depan. Jika anda atau orang yang anda kenal mengalami hal serupa segera laporkan kepada pihak berwajib agar tindakan dapat segera diambil.

Modus ini cukup mengkhawatirkan, karena undangan digital pernikahan adalah hal yang biasa dan dianggap aman oleh banyak orang. Penipu menggunakan kepercayaan dan keterbukaan masyarakat terhadap undangan pernikahan untuk mencuri data pribadi dan uang para korban.

Kasus ini juga membuka diskusi tentang perlindungan data pribadi dalam era digital. Penting bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap segala bentuk undangan atau pesan yang meminta informasi pribadi, terutama jika datang dari sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan.

Tips Menghindari Penipuan Online :

 

Hindari dan Periksa Panggilan dari Nomor Tidak Dikenal/Terdaftar

menolak atau tidak mengangkat panggilan tersebut. Selain itu, penipu juga tidak jarang mengirimkan pesan melalui sosial media atau perangkat dan mengatasnamakan organisasi atau instansi tertentu.

Untuk menghindarinya, Anda perlu memeriksa terlebih dahulu apakah nomor tersebut benar dari pihak resmi yang bersangkutan atau tidak. Caranya adalah dengan mengecek melalui aplikasi pemeriksa nomor telepon. Dari aplikasi tersebut, Anda dapat mengetahui informasi seputar nomor tersebut.

  • Waspadai Tautan dan Lampiran
  • Jangan mengklik tautan atau membuka lampiran dari email atau pesan yang tidak dikenal atau mencurigakan.
  • Periksa Situs Web
  • Pastikan bahwa situs web yang anda kunjungi menggunakan koneksi yang aman (HTTPS) dan memiliki reputasi yang baik sebelum melakukan transaksi atau memberikan informasi pribadi.
  • Jangan Bagikan Informasi Pribadi 
  • Hindari membagikan informasi pribadi atau rahasia seperti nomor rekening, nomor kartu kredit, atau informasi identitas lainnya secara online.
  • Pahami Modus Penipuan 
  • Mengetahui Modus penipuan yang umum dapat membantu anda mengenali potensi ancaman dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
  • Laporkan Penipuan
  • Jika anda menjadi korban penipuan secara online. Segera laporkan ke pihak berwenang agar tindakan dapat segera diambil dan mencegah korban lainnya.

Untuk mencegah penipuan melalui undangan pernikahan digital, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

Pastikan undangan pernikahan digital berasal dari sumber yang terpercaya, seperti calon mempelai atau keluarga dekat, bukan dari nomor yang tidak dikenal.

Undangan asli biasanya berupa tautan atau link yang dapat dibuka di browser, bukan dalam format file APK.

Jika Anda menerima undangan pernikahan digital dari nomor yang tidak dikenal dengan format file APK, hindari untuk mengklik atau membukanya.

Pastikan bahwa aplikasi yang akan diunduh berasal dari Google Play Store atau sumber aplikasi yang terpercaya lainnya, bukan dari sumber yang mencurigakan.

Selalu aktifkan fitur keamanan pada perangkat Anda, seperti verifikasi dua langkah, untuk melindungi data pribadi Anda dari potensi serangan cyber.

Dengan adanya kasus ini dapat menjadi Pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam berinterkasi online. Serta untuk terus mengembangkan kesadaran akan pentingnya melindungi data pribadi kita. Semoga dengan adanya investigasi ini, kita dapat menecegah kasus serupa di masa depan.

 

dok. pri
dok. pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun