Mohon tunggu...
Riani Ayu N
Riani Ayu N Mohon Tunggu... -

Alumni Rusia UI || Twitter: @RianiAyuN || IG: rianiayu || deskripsiruang.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memangnya Kenapa Kalau Aku Gila?

15 November 2014   09:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang aku berkhayal ingin hidup di jaman batu ketika manusia berada di rantai makanan dengan cara yang jujur. Tidak melahap manusia lainnya dengan ucapa yang membabi buta. Yang lebih magis lagi, melahap dengan pikiran yang menyudutkan. Sementara ini, topeng-topeng terpasang dengan pas di tiap wajah dengan baut kepalsuan yang mungkin agak sedikit kendur. Aku tak peduli. Bodo amat. Mau topeng monyet sakti atau pun topeng kera sakti yang mencari kitab suci, itu urusan mereka sendiri. Mereka bilang, aku harus bersyukur hidup di jaman dengan kemajuan peradaban yang cukup tinggi. Mereka juga lupa, peradaban yang ini menjadikan banyak nalar haus dan lapar. Supaya kenyang dan tidak dehidrasi, nalar dipaksa merumuskan silogisme atas keburukan manusia lain. Apa yang mereka cari? tidak ada. Yang ada hanya memenuhi kepuasan semu. Palsu. Yang aku lihat, banyak yang tersesat dalam lamunan materialis. Merasa memiliki apa pun. Memiliki segala yang telah diusahakan atau pun peninggalan warisan. Itu yang menyebabkan lupa daratan. Selalu terbatas pada ukuran dan nilai. Ada yang lucu. Seorang pemimpin dengan bangga memberikan rakyatnya kartu sehat, pintar, dan sejahtera. Sebagian rakyat bergembira. Ada jelmaan mesias yang hadir di negaranya. Lalu, bagaimana dengan nenek moyang yang bersahabat dengan alam untuk memperoleh ketiganya. Berusaha dengan kecerdasan sendiri tanpa kartu yang lahir dari sistem politik. Mana yang maju dan mana yang mundur? Syahrini, Artis Ibu Kota, mengingatkan ada bias antara yang maju dan yang mundur. Mau maju atau pun mundur, yang penting cantik. Hidup memang penuh guyonan dari lawakan-lawakan yang tanpa disadari kita ciptakan sendiri. Yang esensial tidak lagi pernah hadir. Kini, yang indah hanya wajah bayi dan ributnya suara rimba yang jauh entah dimana. Aku pun bukan manusia yang paling benar. Aku ini, entah siapa.

Pukul 4 pagi di Jumat, 14 November 2014
sambil ngunyah cokelat cha-cha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun