Mohon tunggu...
Rian Harahap
Rian Harahap Mohon Tunggu... -

Activist, Bachelor of Education, Writer, Theater Actor at Pekanbaru, Indonesia\r\nvisit me @rianharahap89 or www.rianharahap.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak kepada "Pemerah Sapi"

28 Mei 2013   09:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:55 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada siapa negeri ini berkaca lagi, saat media menjilati pantat-pantat kotor yang terburai usus-usus babi. sekelibat mata akan dicaci tentang perempuan setengah hati yang sengaja membugilkan diri, dipandang cantik mengisi kampus-kampus metropolis. untuk tidur dikenai wajah rupiah dan segenap kutang dan celana dalam tergantung di kepala, pria bermata lajang punya anak segudang. seperti itu dalam dan demi sesuap penghargaan atas dunia, dicumbu sepisau luka atas nama keadilan. sapi-sapi ditiduri tiap malam hingga pagi, memerah susunya hingga memerah dan terpekik lalu malu sebesar pasak, tiba wajah garda menerobos pintu-pintu terlarang. menganga pula lembar-lembar anak bangsa yang siap menunggu tebasan parang korupsi dan semuanya tetap demi keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun