“Mbak mau bilang apa juga, Adi nggak peduli! Terserah!â€
“Adi! Kamu udah 30 tahun sekarang! Get over it! Lagipula kamu udah.. kamu udah…â€
Kakak perempuanku mulai menangis sambil memegang tanganku. Ayah dan ibuku serta kakak laki-lakiku ada di luar, menunggu hasil.
“Aku tahu, kak, cuma…â€
Bagiku, bisa chat atau sms-an lagi sama dia lebih berarti daripada apapun sekarang.
***
Sekarang tahun 2009, umurku 18 tahun. Sudah hampir 2 tahun aku berhubungan dengan dia via komunikasi tekstual dunia maya, entah sms atau webchat atau instant messaging.
Usernamenya “lovelyâ€. Kami bertemu pertama kali di sebuah forum internet yang membahas apa saja, sebuah forum bertopik umum yang kebetulan mempunyai sebuah chatbox/shoutbox/istilah apapun; tempat yang biasa dipakai penggunanya untuk mengobrol satu sama lain.
Awalnya aku menganggap dia itu user biasa, sama saja dengan user lain, hanya seorang user. Tidak kurang dan tidak lebih. Bahkan awalnya aku lebih banyak mengobrol dengan user lain daripada dengannya.
Tapi lambat laun, setiap dia-
lovely      : duh capek banget sekolah hari ini
4d1Â Â Â Â Â Â : pelajaran apa aja emang?
-berbicara di situ, aku mulai merasa senang. Entah kenapa, aku suka tata bahasanya, diksinya, singkatan-singkatan yang dia gunakan, smapai-sampai setiap huruf dalam ucapannya terlihat indah. Lambat laun aku pun mulai menganggap usernamenya “cantikâ€. Well, “lovely†itu artinya cantik sih, tapi ini lain. Username itu seakan-akan punya wajah. Wajah yang mengucapkan-